Saya agak sedikit bingung dengan
Deadpool alias Wade Wilson. Karena
sebelumnya saya sudah lihat penampilannya di X-Men Origins : Wolverine. Kebetulan pemerannya sama, Ryan
Reynolds. Mungkin sambil browsing, saya
menemukan apakah sebenarnya ceritanya masih nyambung tidak dengan X-Men Origins
: Wolverine. Mudah-mudahan, kalau tidak
ada berarti saya akan anggap ini merupakan reboot deh.
Yeah, terus terang ini film
gila. Iya film superhero yang gila. Bukan gila-gilaan adegan aksinya,
hancur-hancuran satu kota. Bukan juga gila-gilaan kemampuan supernya. Wait, kalau ini bisa jadi, kemampuan super
cerewetnya luar biasa sekali. Dan hal
itu yang membuat saya sangat terpikat dengan dialog-dialognya, yang menurut
saya kocak-kocak. Penuh sindiran. Kalo cerdas tergantung.
Hanya sayangnya, film superhero
satu ini bukan konsumsi anak-anak. Ada
adegan yang, bukan ada, tapi cukup banyak yang tidak cocok untuk
anak-anak. Mungkin memang Deadpool adalah
superhero yang tidak diperuntukkan untuk anak-anak. Kata-katanya selain kocak tapi memang sedikit
frontal (blak-blakan) dan sedikit kotor.
Ditambah adegan aksinya cukup sadis dan brutal. Darah bertebaran dimana-mana. Memang tidak banyak tapi cukup memuaskan.
Seperti yang saya bilang tadi, adegan bawelnya itu yang bikin kocak, plus
memang cerita dibuat sedikit nyeleneh dengan alur yang sedikit loncat-loncat
dan kadang si Deadpool seakan-akan berbicara dengan penonton.

Gaya aneh film ini sudah terlihat
dari opening scene yang menampilkan adegan kayak 3 dimensi. Lalu yang lebih
uniknya tidak ada nama pemain dan para crew, semua diganti dengan nama
panggilan (menurut saya nama sindiran) yang unik. Coba perhatikan kalau pas
lagi nonton. Bahkan saya pernah liat
poster Deadpool yang seakan-akan diperlihatkan kalau ini adalah film drama romantis. Kebetulan memang rilisnya bulan Februari,
dimana tanggal 14 adalah hari Valentine.
Sebenarnya cukup romantis juga di beberapa scene. In kocak way lebih tepatnya hehehe.
Memang Deadpool adalah superhero
keluaran marvel comic. Tapi karena
lisensinya dipegang oleh 20th Fox Century, jadi superhero satu ini
sementara tidak ada sangkut pautnya dengan Marvel Cinematic Universe. Atau memang tidak ada yah, saya juga kurang
tahu. Tapi ada sangkut pautnya dengan
dunia X-Men. Karena disini diceritakan
ada dua tokoh superhero dari sekolahnya X-Men.
Tapi seperti dialog yang dilontarkan Deadpool, karena bujet filmnya
kurang, jadi superhero yang muncul sedikit.
Siapa saja? Ya tonton saja.
Mungkin banyolan-banyolan si
superhero sinting ini banyak yang tidak dimengerti. Pertama karena ocehannya kadang diucapkan
dengan super cepat tanpa dipikir oleh dia.
Kedua karena isinya kebanyakan sindiran-sindiran, kebanyakan berhubungan
dengan dunia film. Mungkin akan ada
beberapa celotehan dia, yang tidak membuat kita tertawa tapi malah membuat kita
berpikir. Tapi so far karena saya banyak
nonton film, saya ngertiah semua humor-humor darknya dia. (sombong dikit)
Bagaimana dengan adegan
aksinya? Yang kita cari dari film
superhero tentu saja pameran special efek yang memperlihatkan kekuatan super
yang bersangkutan. Well, adegan aksinya tidak banyak. Bisa dibilang kemampuan yang dipamerkan, ya
itu kekuatan bawelnya. Meskipun menurut
saya, adegan aksinya cukup menarik, agak sedikit berdarah-darah. Tapi kalo tentang efek CGI yang menjadi pakem
film superhero, film ini terlihat biasa saja.
Mungkin angle-angle kameranya bisa dibilang cukup unik seunik jagoannya
sendiri.
Kalau saya perhatikan, cukup
banyak juga artis yang nyeberang kubu. Maksudnya Marvel ke DC atau DC ke
Marvel. Nah Ryan Reynolds ini salah
satunya. Setelah dulu pernah berperan sebagai
Green Lantern dari kubu DC sekarang berpindah ke Marvel. Gilanya, hal itu juga disindir ama dia di
film ini. Benar-bener kocak. Tapi terus terang Reynolds lebih cocok jadi
Deadpool daripada Green Lantern. Good
job.

Sekali lagi saya tekankan,
kekuatan film ini yang bikin saya suka adalah dialog-dialognya. Thanks to
penulis naskahnya, Paul Wernick dan Rhett Reese. Seakan-akan tidak terbelenggu oleh apapun,
mereka membuat dialog “seenaknya” bahkan mengolok-olok studio pembuat film ini
meskipun secara garis besar tema film adalah tentang balas dendam (klise). Sutradaranya Tim Miller pun patut diberi
pujian. Lihat saja hasilnya, dengan
bujet 58 juta dolar, meraup penghasilan 362 juta dolar di Amerika saja dan 400
juta dolar di luar Amerika. Hasil yang
cukup fantastis. Mengingat tidak banyak
yang tahu siapa itu Deadpool. Jelas ini
sebuah result film yang solid dan tidak main-main pembuatannya dan bisa
memaksimalkan bujet. Sebuah film pengenalan
seorang tokoh superhero yang bisa dibilang sukses besar.
Banyak yang bilang Deadpool itu
bukan superhero tapi anti hero. Jadi
kembali kepada hati anda, setelah menonton film ini, apakah benar demikian atau
malah anda akan bersimpati padanya. Dan
semuanya akan mempunyai akhir dimana anda suka film superhero sejenis ini atau
anda bahkan akan tidak menyukainya atau mungkin anda tidak peduli. Tapi yang pasti ini bukan film superhero yang
seperti biasa. Sekali lagi jika ingin
menonton film superhero yang menghancurkan banyak bangunan atau kota, jangan
tonton film ini. Kalo ingin menyaksikan
film superhero dengan balutan twist dan nuansa kelam, jangan tonton film
ini. Kalo ingin melihat film superhero
yang memikirkan keselamatan orang banyak, jelas anda salah pilih film. Kalo ingin menonton film superhero dengan
gaya yang cool, berwibawa dan bijaksana, skip saja film ini.