Wednesday, April 18, 2012

BATTLESHIP (2012)



Sudah lama tidak nonton di bioskop, diajakin teman grup BBM bro A dan bro H (pake inisial aja biar mereka tidak ikut tenar kayak gua hehehe).  Setelah sekian lama tidak menghirup bau bioskop dan kursi-kursinya.  Filmnya gua ga milih sih, bro H yang milih. 

Ibarat orang yang sudah bisa naek sepeda, walaupun sudah lama tidak naek sepeda, pasti dia tetap bisa mengendarai sepeda. (apa hubungannya ama nonton film?)  Maksud gua, walaupun sudah lama tidak nonton di bioskop, tapi pandangan gua  langsung konsentrasi ke layar, walaupun filmnya belum maen.  Mempersiapkan hati dan jiwa untuk meresapi film yang akan tayang di layar.


Seperti biasa kalo gua nonton film, gua selalu lebih terfokus pada sutradaranya.  Sutradara film ini adalah Peter Berg.  Itu tuh yang bikin Hancock-nya Will Smith.  Yang dimana menurut gua awal film Hancock sangat bagus sekali tapi entah bagian paro keduanya kok jadi kayak ga jelas gitu.  Berharap film ini  bisa menjadi pengalaman nonton yang menyenangkan setelah sekian lama absen beli tiket bioskop (ini juga absen sih beli tiketnya karena bro H yang beli, hehehe). Ide cerita sebenarnya favorit gua, tentang invasi alien.  Tapi hmm…mungkin yang kurang adalah kebersamaan manusia dalam menghadapi invasi alien ini.  Mungkin itu sebenarnya yang menyebabkan gua merasakan film ini ada sesuatu yang kurang.  Mengingatkan gua akan Battle Los Angeles yang memang minus adegan-adegan ketakutan manusia.  Tapi jangan takut, menurut gua film ini lebih bagus dari Battle Los Angeles.

Setelah berharap agar film ini tidak seperti Hancock dan memang untungnya tidak seperti Hancock yang awalnya begitu mantap namun kedodoran di pertengahan akhir.  Film ini berhasil menjaga ritmenya yang cenderung datar (tidak ada naik turun).  Terus terang gua tidak merasa ketakutan akan kedatangan para alien-alien itu. (bukan karena mereka tidak sangar) tapi lebih kepada Berg tidak berhasil membuat atmosfer ketakutan pada diri penonton (terutama gua).  Gua tidak peduli ketika kapal-kapal perang US meledak berkeping-keping.   Gua tidak merasakan suasana mencekam ketika para pesawat alien itu menembakkan senjata mereka yang cukup canggih.  Terasa berbeda ketika pesawat UFO raksasa di Independence Day ingin mengeluarkan sinar biru yang menghancurkan kota. 

Sebenarnya ide peperangan dengan menggunakan kapal laut cukup menyegarkan, meskipun untungnya setting tempat tidak melulu di lautan jadi sedikit tidak membosankan.  Kenapa faktor sutradara yang gua ungkapkan pertama kali, sebetulnya ada dua maksud.  Yang pertama memang gua selalu melihat film dari segi sutradaranya dulu.  Yang kedua adalah memberi pemahaman kepada teman-teman yang belum nonton agar ketika nonton tidak terjebak dan menganggap bahwa sutradara film ini adalah Michael Bay.  Kenapa,  karena jika penggemar Bay pasti merasakan banyak sekali gaya-gaya Bay yang bisa ditemukan di film ini.  Beruntunglah Berg masih dibela karena banyak yang bilang film ini lebih baik dari karya-karya Bay, khususnya Transformers : Revenge of The Fallen dan Transformers : Dark of The Moon.  Harus sedikit gua akui memang setidak-tidaknya film ini sedikit tidak berlebihan dengan kedua film tersebut.  Namun memang adegan eye-candy masih dimenangkan oleh Bay menurut gua.  Tetapi adegan jatuhnya “meteor” memberi nuansa yang berbeda setelah bosan dengan gayanya Bay lewat Armageddon dan Transformers.

Ada beberapa adegan “pintar” yang berhasil menarik perhatian, seperti membaca radar gelombang tsunami.  Thanks to bro H, yang memberitahukan bahwa adegan itu mengingatkan dia akan permainan battleship (buatan Hasbro) yang menebak-nebak dimana kapal perang musuh.  Satu lagi adalah tentang Sun Tzu, well kalo gua bocorkan lebih jauh akan mengurangi kenikmatan menonton teman-teman.  Perasaan daritadi gua bilangnya bro H melulu, tapi apa mau dibilang bro A sih orangnya memang pendiam hehehe atau mungkin dia tertidur karena ini kedua kalinya dia menonton film ini dan dia bilang memang sedikit membosankan nonton untuk yang kedua kali. (sebagai perbandingan dia nonton Titanic 19 kali di bioskop dan dia bilang tidak membosankan)


Nah sekarang kita ngomongin yang mainnya.  Pemeran utamanya Taylor Kitsch.  Dia ini yang dulu maen Gambit di X-men Origins : Wolverine.  Kemunculan Gambit cukup memukau walaupun selanjutnya hilang pesonanya. Di awal film ini, dia berambut gondrong sebelum dia memotong cepak rambutnya.  Gagah bolehlah tapi aktingnya sih biasa saja.  Mau sedih mau marah mau sakit gigi ga ada bedanya.  Tapi mungkin bagi penonton wanita, penilaian mereka sedikit berbeda.

Lalu pemain lain ada Liam Neeson, hmm nih aktor laris manis sekarang.  Memang cocok dia jadi komandan kapal tapi sedikit sekali munculnya.  Jadi jangan berharap terlalu banyak pada Neeson di film ini.  Juga ada Rihanna, yang nyanyi lagu payung itu lho (payungku ada lima, rupa-rupa warnanya, hijau kuning, kelabu, merah muda dan biru…) .  Cukup lumayan membawakan perannya, gua yakin ke depannya, dia pasti banyak ditawari maen film.  Yang jadi karakter cewe utamanya adalah Samantha yang diperankan oleh Brooklyn Decker (nah tiap ada cewe ini, bro A pasti terbangun dari tidurnya)  Mungkin ini hanya gua saja, sekilas kadang dia terlihat seperti Charlize Theron. 

Musik pengiring film cukup terasa di awal, namun entah karena gua kurang konsentrasi agak sedikit mengendur di akhir-akhir.  Special efek jangan ditanya, sudah pasti baguslah namun inovasinya tidak ada.  Malah terlihat seperti Skyline atau Terminator Salvation.  Jangan salah bujetnya aja kira-kira 200 juta dolar. 
Jokesnya pun banyak bertebaran walau memang ada yang lucu tapi cukup banyak juga yang crispy.  Mudah-mudahan Taylor Kitsch nasibnya tidak sama dengan Josh Lucas yang setelah membintangi film blockbuster yang kurang laku namanya langsung menurun.  Mudah-mudahan Kitsch tidak seperti itu.  Setelah bermain dalam John Carter yang kurang pemasukannya, semoga film ini laku ketika dirilis di Amerika bulan depan (sebagai info, Indonesia cukup beruntung karena film ini sudah maen lebih dulu disini).  Mungkin karena Hasbro dari Jepang, betulkan gua kalo salah, film ini tidak hanya menjual Amerika tapi ada sedikit dibubuhi aktor Jepangnya.  Gua ga tau namanya mudah-mudahan dia berhasil laris layaknya Ken Watanabe, meskipun mungkin lebih ke arah film komedi.

Sebagai salah satu film summer, film ini cukup menghibur sebenarnya tapi untuk memorable belum bisa.  Sekedar menikmati adegan-adegan spesial efeknya, tidak rugilah sudah bayar tiket bioskop.  Kalo ingin mencari cerita, jangan nonton film ini karena ceritanya ya simple-simple aja.  Tapi setidak-tidaknya inti dari cerita ini, jangan sia-siakan hidup anda apalagi ketika anda sebenarnya punya kemampuan dalam diri anda.  Gunakanlah kemampuan anda untuk hal-hal yang berguna.  Seperti baca review gua dan kasi komentarnya hehehe.  See you.
Powered By Blogger