Saturday, January 16, 2010

AVATAR (2009)

Genre : Drama – Science Fiction

Directed by : James Cameron

Produced by : James Cameron, Jon Landau

Starring : Sam Worthington, Zoe Saldana, Stephen Lang, Michelle Rodriguez, Giovanni Ribisi, Sigourney Weaver

Written by : James Cameron

Music by : James Horner

Cinematography : Mauro Fiore

Edited by : James Cameron, John Refoua, Stephen E. Rivkin

Running time : 162 minutes

Budget : US$ 237 millions

Distributed by : 20th Century Fox

Sedikit latar belakang, saya nonton film ini dua kali dengan urutan versi 2D dulu baru versi 3D.

Siapa yang dijuluki King of The World? Dialah James Cameron karena film garapannya, Titanic menduduki posisi nomor satu di tangga box office. Hampir dikalahkan oleh The Dark Knight tahun 2008. Tapi tampaknya sang Pangeran Kegelapan belum sanggup menenggelamkan “kapal legendaris” tersebut. Setelah hamper satu dekade, kini Cameron muncul dengan film baru yang katanya menggunakan terobosan baru di dunia perfilman. Apakah pemasukannya dapat mengalahkan karyanya sendiri di tangga box office? Sejauh ini, pendapatan diseluruh dunia sudah di peringkat 2, dan tampaknya laju film ini masih akan terus bergerak kencang di minggu-minggu berikutnya. Salah satu hal yang menyebabkan Avatar menanjak kencang karena film ini dibuat dua versi dan orang yang sudah menonton versi 2D akan penasaran dengan versi 3D, termasuk saya.

Sulit sekali bagi seorang moviegoers untuk tidak mengenal siapa itu James Cameron. Dialah yang menghasilkan dwilogi Terminator yang fenomenal, dan menurut saya pribadi diantara Alien, Aliens, Aliens 3 dan Alien Resurrection. Film Aliens yang disutradarai oleh Cameron yang paling seru. Dilanjutkan dengan The Abyss, True Lies dan di puncak segalanya adalah Titanic.

“Menganggur” sekian lama, ternyata Cameron sedang mempersiapkan film Avatar ini yang sebenarnya konsep film ini sudah lama ada, hanya tehnologi untuk membuatnya yang belum ada. Maka baru sekarang muncullah film ini. Sebagai pengingat juga, Avatar ini bukanlah berdasarkan serial kartun keluaran Nicklodeon, ini film yang berbeda. Walaupun Avatar yang berdasarkan serial tersebut juga akan difilmkan oleh M. Night Shyamalan dengan judul The Last Airbender.


Alhasil, banyak yang terpikat oleh visualisasi yang diciptakan oleh Cameron. Alam Pandora yang begitu indah beserta isinya yang sebenarnya mirip dengan campuran berbagai habitat di bumi. Tapi oleh Cameron dipadu sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk yang baru. Indah, tergantung apakah anda sering maen game bergenre RPG. Jika sering mungkin visualisasi di film ini sering anda temui di berbagai game tersebut. Kehalusan graphis memang bisa dikategorikan sangat halus dan hidup. Seharusnya perpaduan live action dan CGI yang diacungi jempol. Cameron sangat lihai menyatukan dua elemen itu menjadi sebuah karya yang menakjubkan mata anda. Aspek-aspek yang ada di film sebelumnya diulang kembali oleh Cameron dengan tambalan disana-sini sehingga menjadi barang baru. Ide cerita pun bisa dikatakan gabungan antara The Matrix, Dances With Wolves, Pocahontas dan sedikit mirip Eragon. Ada yang mengatakan bahwa film ini adalah Dances With Aliens.

Mengenai tehnologi yang digunakan Cameron dalam membuat film ini, tadinya saya pun beranggapan apanya yang canggih dari film ini. Karena waktu saya melihat film gabungan live action dan CGI ini, saya tidak terlalu berkesan karena visualisasi seperti ini pernah saya lihat di film Dinosaur-nya Disney. Tapi begitu melihat behind the scene Avatar, pembuatan film ini lebih sulit dan tehnologi yang digunakan adalah penyempurnaan dari Smeagol-nya Lord of The Rings. Melihat para aktor dan artis yang harus menggunakan baju bertitik-titik, dimana mereka benar-benar melakukan aksi yang tercetak pada film, mimik muka mereka langsung terekam di komputer. Saya baru memberi sedikit nilai lebih untuk film ini. Kalo saya tidak salah, nama tehnologi yang digunakan di film ini adalah E-Motion. (silakan anda cari di google untuk lebih jelasnya)

Soal cerita, banyak yang mengatakan bahwa ceritanya simpel sekali, hanya dibalut visualisasi yang luar biasa. Tapi apa salahnya dengan cerita yang sederhana? Titanic pun alur ceritanya sangat “merakyat” (sudah sering difilmkan) tapi hasilnya luar biasa menguntungkan. Diibaratkan makanan, Avatar seperti tempe yang diramu sedemikian rupa sehingga terlihat seperti Steak. Mengenai rasanya kembali kepada anda, apakah anda akan mengidolakan Avatar sebagai film paling dahsyat tahun 2009 atau anda akan kecewa dengan alur cerita yang begitu biasa.

Bagaimana dengan akting para pemerannya? Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver sangat sulit untuk dinilai karena sebagian besar mereka dibalut dengan warna biru sebagai suku Na’vi. Yang terlihat “murni” hanyalah Stephen Lang, Giovanni Ribisi dan Michelle Rodriguez. Saya tidak akan bilang akting mereka bagus, tapi anda mungkin akan merasa sebal dengan karakter yang dimainkan oleh Stephen Lang.




Saya tahu Sam Worthington baru dari film Terminator Salvation yang menurut saya penampilannya malah menenggelamkan performance Christian Bale, sebentar lagi akan muncul dalam film kolosal Clash of The Titans. Bintang Worthington sedang bersinar dan beruntungnya film-film yang dia bintangi meraih penghasilan di atas US$ 100 juta.
Zoe Saldana, perhatian saya tertuju pada dia baru pada Star Trek, jadi pacarnya si Spock muda. Padahal sebelumnya dia pernah bermain dalam film Pirates of The Carribean dan Vantage Point.
Mengenai Sigourney Weaver, ini kedua kalinya dia bekerja sama dengan Cameron setelah Aliens. Tapi mungkin karena faktor usia, Sigourney tidak beraksi disini. Kini jagoan wanitanya dialihkan ke Michelle Rodriguez. Hanya menurut saya, Michelle tidak bermain maksimal disini. Sayang sekali. Padahal Michelle berpotensi untuk jadi salah satu bintang aksi wanita di Hollywood.
Sang antagonis, diperankan oleh Stephen Lang. Pertama kali saya nonton dia tampil tanpa nama dalam film Shadow Conspiracy (aktor utamanya : Charlie Sheen). Satu lagi penggemar antagonis dimainkan oleh Giovanni Ribisi. Pemeran adiknya Phoebe dalam serial komedi Friends.




Jadi pendapat saya setelah menonton 2D baru 3D adalah tidak terlihat bedanya yang signifikan, yang ada malah mata perih setelah satu jam pertama. Tapi yang terlihat lebih indah dalam versi 3D adalah segala bentuk di dunia Pandora yang mengeluarkan sinar, sangat menakjubkan melihatnya dalam versi 3D. Sedangkan pemandangan lainnya di dunia Pandora malah lebih indah dilihat dalam versi 2D. Mungkin satu keuntungan lagi menontonnya dalam versi 2D dulu adalah subtitle Indonesia, sehingga kita lebih mengerti jalan ceritanya karena versi 3D tidak terdapat subtitle Indonesia.
Satu pengamatan saya ketika menonton Avatar. Siapkan diri anda untuk masuk ke dunia mimpi, dimana disini adalah Pandora beserta seluruh isinya. Dan siapkan diri anda untuk kembali ke dunia nyata setelah film ini berakhir. Karena seakan-akan mimpi indah anda berakhir dan anda segan untuk mengakhiri petualangan indah di Pandora. Dan saya yakin anda akan tertahan sebentar di tempat duduk anda, enggan untuk beranjak.

Sedikit tertinggal, saya harus mengakui tadinya saya menyangka yang menyanyikan lagu “I See You” adalah Celine Dion karena suaranya mirip tapi ternyata dinyanyikan oleh Leona Lewis.

Powered By Blogger