Mungkin sebelum MCU (Marvel
Cinematic Universe), sudah muncul duluan gang superhero di layar lebar lewat
X-Men yang pertama. Kebetulan X-Men
memang komik keluaran Marvel juga. Lalu
muncul sekuelnya X-Men United kemudian lanjut dengan X-Men : The Last
Stand. Meskipun tidak digarap oleh Bryan
Singer lagi tapi oleh Brett Ratner. Tapi buat saya, I like The Last Stand.
Meskipun di film ini, ada sindiran mengenai film ketiga itu. Hehehe
Kemudian muncul X-Men versi muda
dalam X-Men : First Class, sutradaranya bukan Bryan Singer juga tapi oleh
Matthew Vaughn. Baru kemudian Singer
come back lewat X-Men : Days of Future Past (DOFP). Yang menurut saya, itu salah satu cara paling
jenius untuk merubah semua jalinan cerita yang sudah tumpang tindih menjadi
sebuah cerita baru. Kenapa tumpang
tindih, iya saya lupa menyebutkan beberapa film X-Men yang lain. Ada dua film
yang menyangkut X-Men juga yaitu dua filmnya Wolverine. Ada beberapa cerita yang seakan-akan menjadi
tumpang tindih. Tapi saya tetap enjoy,
dengan semua film-film bergenre superhero.
Film yang mengambil setting
sekitar satu dekade setelah kejadian di DOFP.
Banyak yang berubah dengan kehidupan para mutan. Magneto yang diperankan oleh Michael
Fassbender, sudah punya istri dan anak.
Charles Xavier (James McAvoy) mendirikan sekolah for the gifted. Lalu muncul villain baru yang disebut
apocalypse. Yang saya googling, katanya
ini salah satu villain kuat di dalam komik keluaran Marvel. Nice.
Setelah saya baca juga, ternyata ini adalah penutup trilogi kedua dari
kisah X-Men baru, penutup dari First Class dan DOFP. Iya saya baru tahu, maklum tidak mengikuti
updatenya. Dan untuk kali ini, saya
tidak menunggu adegan after creditnya, sudah terlalu malam. Jadi saya tidak tahu adegan apa yang muncul.
Jika dibandingkan dengan Batman V
Superman : Dawn of Justice (BVS) dan Captain America : Civil War, promosi X-Men
: Apocalypse ini kalah santer. Mungkin
memang seharusnya film ini rilis sebelum kedua film itu dirilis. Sehingga
penonton diberi appetizer yang pas.
Bukan berarti film ini jelek, hanya hypenya harus diakui, masih kalah
dengan dua film itu. Menurut saya. Kecuali mungkin kalo anda fans berat X-Men.
Tapi bisa dibilang disini James McAvoy dan Fassbender memberikan akting yang lebih dari dua film sebelumnya, terutama McAvoy sebagai Profesor X. Sedangkan yang lain kecuali Mystique, bisa dibilang film ini merupakan “lahirnya” kembali beberapa karakter di X-Men. Memang bisa dibilang tidak detil karena Singer harus memperkenalkan banyak superhero baru. Maksudnya karakter lama tapi dibuat muda seakan-akan baru muncul ke kancah per superheroan. Bisa dibilang adegan Quick Silver adalah salah satu adegan terbaik dalam film ini. Justru menurut saya karakter Jennifer Lawrence agak sedikit lemah, mungkin karena memang skenarionya bukan mengedepankan si Mystique. Although she is a leader here.
Bryan Singer memang bisa dibilang
mengenal X-Men sudah sejak dulu kala, lewat film X-Men pertama. Jadi dunia
X-Men cukup dikenalnya. Jadi sejak DOFP
dipegang lagi oleh Singer, saya sudah kasi applause buat karyanya itu. Bagaimana dengan Apocalypse ini? Bisa dibilang sedikit lebih lemah
dibandingkan dengan DOFP. Tapi sedikit
diatas First Class. Apalagi setelah tahu
ini adalah penutup trilogy kedua X-Men, menurut saya jadi sedikit lebih kurang
gegap gempita walaupun ending cukup membahana.
Mungkin dengan para mutan-mutan muda inilah, Singer akan membuat
kelanjutan yang baru dari franchise X-Men ini.
Kalau yang sudah melihat trailer
terakhir dari Apocalypse, akan muncul seorang “bintang tamu” apakah dia mutan muda juga? Silakan lihat sendiri. Hehehe. Apakah cameo nya memuaskan seperti Spidey di
Civil War. Well, silakan dilihat aja sendiri, saya tidak mau komen disini
hehehe. Tapi adegan klimaks di film ini terasa mirip BVS. Grafiknya
melonjak langsung naik, karena dari awal sampai pertengahan memang adegan
aksinya tidak ada yang wah banget (kecuali adegan quick silver). Baru
menjelang akhir tensi meningkat, tapi masih kalah tensinya dibandingkan BVS. Kalo
saya mau bilang, Civil War sangat memuaskan, selanjutnya BVS lalu Apocalypse
menyusul sesudahnya.
Penampilan Oscar Isaac sebagai
apocalypse, yang katanya salah satu villain terkuat kurang tergali disini. Penonton tidak dibuat “ketakutan” sepanjang
film, hanya memang para jagoan kita disini dibuat kalang kabut menghadapinya
tapi atmosfer yang diciptakan villain kali ini tidak menakutkan dan tidak
menegangkan seperti para robot raksasa yang ada di DOFP. Justru malah kisah magneto yang menurut saya
cukup mengaduk sedikit emosi disini.
Meskipun sayang tidak terlalu diperdalam. Jadi kalau ingin menonton film ini, yang
perlu diingat hanyalah film First Class dan DOFP, karena disitulah titik tolak
film ini mengacu, lupakan franchise-franchise X-Men yang lain. Sehingga tidak membuat bingung dan
bertanya-tanya sepanjang film, kenapa kok jadi begini sekarang, kenapa kok jadi
begitu.
Akhir kata, seperti saya bilang sebelumnya,
seharusnya Apocalypse rilis duluan sebelum BVS dan Civil War. Karena kalau sebagai hidangan pembuka,
Apocalypse akan lebih memuaskan dibandingkan dia menjadi makanan penutup dari
ketiga film superhero. Saya ga tahu
apakah akan ada film superhero lagi tahun ini.
Sekali lagi bukan berarti film ini tidak bagus tapi ‘perut’ saya sudah
kekenyangan akibat BVS dan Civil War, jadi cita rasa ‘melahap’ Apocalypse
sedikit kurang nikmat. Kenapa
kata-katanya kayak review kuliner? Hehehe.
By the way, saya suka karakter Psylocke yang dimainkan oleh Olivia
Munn. She’s hot plate. Hmmm another culinary terms. hehehe
2 comments:
Kalo Scott yummy seperti apa um *eh ;-)
scott atau si bald man? yang diincer? :p
Post a Comment