Monday, October 20, 2008

RIGHTEOUS KILL

Bercerita tentang dua polisi senior, Turk (Robert De Niro) dan Rooster (Al Pacino). Mereka sedang menyelidiki pembunuhan berantai dimana korban adalah seseorang yang dinyatakan bebas di pengadilan. Turk digambarkan sebagai polisi yang temperamental. Sedangkan Rooster adalah partnernya yang kebanyakan sering meredakan kemarahan Turk.

Dalam penyelidikan ini, mereka dibantu oleh polisi lain, Simon Perez (John Leguizamo) dan Ted Riley (Donnie Wahlberg). Dari semua bukti dan motif akhirnya tersimpulkan bahwa sang pembunuh mungkin adalah seorang polisi. Dan celakanya, hal ini tertuju pada Turk yang beringas. Sampai akhirnya Turk diskors untuk bekerja di belakang meja. Dan ditambah kasus Spider (50 Cent), pemilik sebuah klub, yang merasa bahwa Turk sedang mengincar dirinya. Apakah benar Turk adalah pelakunya? Jika bukan, bagaimana cara Turk membuktikan dirinya tidak bersalah?


COMMENT

Menonton film ini, otomatis pasti akan teringat tentang Heat karya Michael Mann. Di film tersebut, De Niro dan Pacino bermain bersama (mereka bermain sangat ciamik). Setelah sekian lama, mereka berakting bersama lagi, tentu saja kita akan membandingkan antara kedua film ini. Dan sangat disayangkan, hasilnya berbeda jauh. Bagi yang ingin menonton film ini, anda harus berkonsentrasi dari awal film sampai tiga perempat film, karena adegan-adegannya singkat dan sering ‘lompat’ antara satu dengan yang lain. Sehingga kita harus berpikir kemana arahnya adegan demi adegan.
Jon Avnet sebagai sang sutradara tidak bisa membangkitkan performa akting Niro dan Pacino. Mereka seperti berakting ‘santai’ saja tanpa ada istimewanya. Begitu juga dengan para aktor lain. Donnie Wahlberg masih lebih baik di Saw 2. John Leguizamo masih better di The Happening. Malahan yang terlihat agak menonjol di sini adalah Carla Gugino sebagai kekasih Turk. Dan sepertinya Avnet pun hanya memfokuskan film agar penonton ikut menuduh Turk sebagai tersangka pembunuhan.
Entah buat apa bujet $60 juta . Padahal harusnya film ini dibuat dengan bujet yang lebih rendah karena tidak ada adegan aksi dahsyat, tidak ada special effect, pemainnya pun bukan bintang yang mahal. Kecuali De Niro dan Pacino (berkualitas Oscar tapi bukan bintang mahal) Dan klimak film pun biasa-biasa saja.
Well, siap-siap saja anda kecewa jika menonton film ini. Dari lima bintang, film ini tidak mengantungi satu bintang pun. Dibandingkan dengan film John Avnet yang lain, Red Corner. Saya lebih baik nonton film itu sekali lagi daripada nonton film ini. THERE IS NO ‘HEAT’ IN THIS MOVIE.

Wednesday, October 8, 2008

BABYLON A.D.

In The Distant Future, Toorop (Vin Diesel) seorang tentara bayaran yang menerima pekerjaan dari Gorsky (Gerard Depardieu) untuk mengawal seorang wanita. Wanita bernama Aurora (Melanie Thierry) ini selalu ditemani oleh Sister Rebecca (Michelle Yeoh) yang sudah menganggap Aurora sebagai anaknya sendiri. Misi Toorop adalah membawa Aurora ke New York.
Dari yang tidak peduli dengan Aurora dan Sister Rebecca, Toorop berbalik bersimpati pada mereka. Juga sebaliknya. Dari perjalanan mereka, Toorop menyadari ada ‘sesuatu’ dengan Aurora.
Rintangan apakah yang akan dihadapi oleh Toorop dalam melakukan tugasnya itu? Kepada siapakah Aurora diantar ke New York? Siapakah sebenarnya Aurora?

COMMENT
Sebenarnya saya suka film futuristik dimana digambarkan bahwa dunia dalam keadaan hancur, berantakan dan suram, seperti Children of Men, Blade Runner, Mad Max. Dan saya suka film ini pada awal film. Adegan ledakan di stasiun kereta. Perkelahian di perbatasan Rusia antara Toorop dengan sekelompok orang yang bisa berloncatan dengan lincah ala Yamakasi (film Perancis). Lalu adegan di lapisan es yang tipis dimana kapal selam muncul dari bawah. Juga ketika mereka diburu oleh dua pesawat tempur. Plus adegan tembak menembak di New York. Sebenarnya banyak adegan yang bisa dipoles lebih seru apalagi sang sutradara punya Michelle Yeoh dan dana besar. Namun hal ini tidak terwujud malah membuat greget saat menonton. Kenapa tidak begini? Kenapa tidak begitu?

Sang sutradara, Mathieu Kassovits, Well saya tidak mengenal style Mathieu karena saya baru nonton satu karyanya (Gothika yang dibintangi oleh Hale Berry). Tapi alangkah sayangnya, dengan bujet yang cukup besar $70 juta tapi tidak tampak sesuatu yang ‘wah’ dalam film ini. Mungkin hanya lingkungan futuristik di Kanada dan Amerika yang terlihat agak mencolok tapi itupun hanya diperlihatkan sekilas. Mengenai pemain, no comment for Vin Diesel. Yang saya sesalkan adalah Michelle Yeoh. Hmm, saya yakin penonton ingin melihat Michelle Yeoh bertarung bukan ingin melihat aktingnya. Dimanakah kesaktianmu Michelle? Pemain lainnya adalah Gerard Depardieu yang berdandan beda banget sebagai Grosky. Lalu sang ‘ayah’ oleh Lambert Wilson (pemeran Merovingian di Matrix Reloaded).

Dan satu lagi yang sangat mengganggu dalam film ini adalah gerakan kamera yang cepat dan kadang berganti-ganti angle yang membuat adegan aksinya tidak terlihat mantap dan sedikit memusingkan. Terutama adegan perkelahian di perbatasan Rusia dan adegan tembak-tembakan di New York. Sangat disayangkan.

Akhir kata, berbeda dengan trailernya yang terlihat super seru. Ternyata filmnya biasa-biasa saja. Serba tanggung. Sorry for Vin and Michelle, no star for you this time. And my wish for Vin Diesel,I hope you do better in Fast and Furious.

Thursday, October 2, 2008

DEATH RACE

2012
Ekonomi Amerika hancur, penjara diatur oleh swasta dan mengadakan Death Race yang ditonton oleh rakyat Amerika lewat internet dengan membayar sejumlah uang. Seorang mantan pembalap, Jensen Ames (Jason Statham) dituduh membunuh istrinya dan dijebloskan ke penjara yang dipimpin oleh Hennessey (Joan Allen). Agar bisa keluar dari penjara, Jensen harus ikut balapan maut dan menyamar sebagai Frankenstein, pembalap bertopeng.

Di penjara Jensen berteman dengan seseorang yang akrab dipanggil Coach (Ian McShane). Dialah kepala montir yang bertanggung jawab atas mobil yang dikendarai oleh Jensen. Pada saat berlomba muncul seorang co-driver seksi yang bernama Case (Natalie Martinez) yang ikut membantu Jensen dalam perlombaan. Juga ada Machine Gun Joe (Tyrese Gibson) yang menjadi saingan berat Jensen.
Selama di penjara, Jensen mulai menyadari dan mengetahui siapa pembunuh istrinya dan siapa dalang sesungguhnya. Namun Jensen pun mau tidak mau harus mengikuti perlombaan demi untuk bertemu kembali anaknya yang masih bayi. Bagaimana cara Jensen lolos dari semua ini? Sedangkan satu demi satu, peserta lomba tewas mengenaskan dalam Death Race.

COMMENT
Paul W.S Anderson. Saya suka dengan sutradara ini sejak Event Horizon walaupun sebelumnya dia menyutradarai film Mortal Kombat. (pemeran Liu Kang dalam Mortal Kombat, Robin Shou bermain sebagai salah satu pembalap 14K). Kemudian karya Anderson berikutnya, Soldier (Kurt Russell), Resident Evil (Milla Jovovich) dan Alien vs Predator. Gaya penyutradaraan Anderson, cepat, singkat dan padat. Tidak bertele-tele. Tapi hal ini kadang menyebabkan kurangnya pendalaman karakter masing-masing tokoh.

Pemeran utama film ini Jason Statham. Seperti biasa aktingnya, cool dan tidak banyak omong. Tapi disini (mungkin karena editing suaranya yang menggelegar), adegan perkelahiannya terlihat mantap dan keras malahan bisa dibilang brutal. Tapi sayangnya walaupun sering banyak main, tapi hampir semua filmnya tidak mencapai box office yang memuaskan kecuali Italian Job (itupun karena main keroyokan bareng Mark Wahlberg, Charlize Theron dan Edward Norton). Joan Allen dan Tyrese Gibson pun tidak menampilkan performance yang istimewa, biasa saja. Well yang perlu dicatat adalah penampilan Natalie Martinez sebagai Case. Wow…kita tunggu saja penampilan berikut dia berikutnya.

Mengenai adegan balapnya, hmm tidak ada sesuatu yang inovatif. Yang ada hanya terkesan brutal, keras dan penuh darah. Masih kalah jauh dengan adegan kejar-kejaran mobilnya Michael Bay. Well akhir kata, saya hanya kasih satu bintang dari lima untuk film ini. Bintang itu saya bagi untuk Jason, Anderson dan Natalie (for no reason actually). Dan nasehat untuk Anderson dan Jason, coba bikin film atau maen film yang berbujet rendah. Pasti bisa lebih menguntungkan. Sedikit catatan, film ini berbujet $45 juta dan baru menghasilkan sekitar $35 juta di Amerika.

Wednesday, October 1, 2008

AWAKE

Awal film dimulai dengan hubungan Clay Beresford (Hayden Christensen) dengan Sam Lockwood (Jessica Alba). Terus persahabatan Clay dengan Dr. Jack Harper (Terence Howard). Diceritakan pula bahwa Clay mempunyai penyakit kelainan jantung dan mempunyai golongan darah yang unik sehingga sulit untuk mencari donor baginya. Ibunya Clay, Lilith Beresford (Lena Olin) tidak mengetahui hubungan antara anaknya dengan Sam, yang ternyata Sam bekerja sebagai asisten Lilith.
Sebenarnya Lilith ingin temannya, Dr. Jonathan Neyer (Arliss Howard) yang melakukan operasi untuk anaknya. Namun dengan keras hati Clay ingin Jack yang melakukannya. Dan ketika Lilith mengetahui dan melarang hubungan anaknya dengan Sam, Clay malah nekad menikahi Sam.
Ketika operasi dilaksanakan, terjadi kesalahan fatal. Dimulai dengan Dr. Larry Lupin (Christopher Mcdonald) yang terlihat membawa minuman keras lalu obat bius Clay yang ternyata tidak membius tubuhnya secara total sehingga dia masih bisa mendengar segala sesuatunya. Sehingga akhirnya gagalnya operasi Clay yang membuat Clay harus mengalami koma. Apakah Clay bisa berhasil ‘bangun’ dari tidurnya? Apa yang Sam lakukan atas apa yang terjadi pada suaminya? Bagaimana dengan Lilith? Dan parahnya, ketika Clay sedang dioperasi, dia mendengar dan melihat dengan jiwanya yang berkelana bahwa ada konspirasi dibalik semua ini.

COMMENT
Saya tidak berharap banyak ketika menonton film ini. Saya menganggap film ini standar banget. Namun saya agak sedikit terkecoh. Di awal, memang film berjalan dengan lamban. Seperti film drama biasa, suasana thriller-nya belum terasa. Film mulai menarik ketika operasi sudah berjalan. Satu demi satu misteri mulai terungkap. Joby Harold sang sutradara, lewat debutnya ini berhasil membuat sesuatu yang beda. Saya suka adegan ketika Clay yang sedang terbius ‘berkelana’ kembali ke masa lalu. Mencari sesuatu yang salah dalam hidupnya. Seakan-akan kita menonton adegan yang sama tapi dengan angle yang berbeda. Kerja editing yang bagus. Saya jadi teringat dengan Snake Eyes-nya Nicholas Cage. Saya juga suka dengan adegan simbolis, saat operasi Clay gagal. Permainan cahaya lampu sebagai perwakilan suasana jiwa Clay yang berkelana.

Namun sayangnya dengan deretan aktor yang terkenal, seperti Hayden Christensen, Jessica Alba, Terence Howard bahkan aktris senior, Lena Olin tidak bisa menambah nilai dari film ini. Film yang rilis di Amerika akhir tahun 2007 ini hanya menghasilkan $14 juta.

Well, akhir kata saya hanya memberi satu bintang untuk Joby Harold atas debutnya ini. Dan untuk yang belum nonton, jangan terlalu bersemangat untuk menonton film ini karena mungkin anda bisa kecewa setelah menontonnya.
Powered By Blogger