Film diawali dengan Max Payne (Mark Wahlberg) yang tenggelam di air, entah mati atau hidup. Lalu film beralih ke kejadian sebelum itu. Diceritakan istri dan anak Max yang masih bayi terbunuh. Max yang terbakar dendam, mencari terus siapa pembunuhnya. Untuk mencari informasi, Max datang ke sebuah pesta yang diadakan oleh Trevor Duncan. Disini Max berkenalan dengan Natasha (Olga Kurylenko) dan saudara perempuannya, Mona Sax (Mila Kunis).
Keesokannya, Natasha ditemukan terbunuh dengan dompet Max berada didekatnya. Kontan saja Max dianggap sebagai tersangka dan Mona pun mengincar Max. Celakanya mantan partner Max, Alex Balder (Donal Logue) juga ditemukan tewas di rumah Max.
Teman ayah Max. BB (Beau Bridges) ikut prihatin akan kondisi Max. Lagipula BB ternyata bekerja di tempat yang sama dengan almarhum istri Max. Dengan bantuan Mona dan petunjuk yang diberikan oleh Jason Colvin (Chris O’Donnel), Max mendapat petunjuk tentang seseorang yang bernama Jack Lupino (Amaury Nolasco) yang mungkin menjadi dalang dari pembunuhan keluarganya. Apakah Max berhasil membalas dendam? Sementara dia sendiri dikejar-kejar oleh banyak pihak.
COMMENT
Sutradara film yang diadaptasi dari game ini, adalah John Moore yang pernah menyutradarai Behind Enemy Lines (Owen Wilson). Saya suka gaya John Moore di film itu dengan visualisasi bagaimana sebuah pesawat terbang yang jatuh tertembak rudal dan bagaimana seseorang yang meledak terkena ranjau digambarkan dengan slow motion dan detil yang jelas. Dan di film ini pun, beberapa adegan di shot dengan slow motion dan detil yang jelas. Misalnya visualisasi pemandangan kota dengan taburan salju yang melayang dan si malaikat maut yang tergambar dengan kepakan sayapnya. Namun sayangnya kualitas John Moore mengalami penurunan yang berarti dibandingkan Behind Enemy Lines. Ditambah skenario cerita yang sangat buruk membuat film ini menjadi amburadul. Banyak sekali kejadian yang tidak logis kita temui dalam film ini seakan-akan film ini hanya ingin memasukkan semua unsur yang ada tanpa melihat relasinya. Dan adegan aksinya pun tidak spektakuler bahkan sangat tanggung. Saya seakan-akan melihat sedikit gaya Hongkong disini, dimana para musuh tiba-tiba ada dimana-mana dan sang pemeran utamanya dengan hebatnya bisa menghabisi mereka dengan mudah.
Penampilan Mark Wahlberg bisa dibilang biasa saja. Bahkan tidak terlihat ekspresi seorang suami terbakar dendam karena telah kehilangan istri dan anaknya. Beau Bridges bermain sangat standar sekali. Yang patut dicatat adalah penampilan Chris O’Donnel yang sedikit berbeda namun sayangnya gampang terlupakan. Penyanyi Nelly Furtado pun bermain cameo sebagai istri Alex Balder dan Olga Kurylenko (Quantum of Solace) bermain sebentar di awal film. Dan Mila Kunis (Forgetting Sarah Marshall) bermain tidak meyakinkan sebagai Mona.
Well, sebagai film yang mungkin diharapkan oleh para penonton sebagai film action ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Bahkan adegan aksi yang ada setelah film berjalan satu jam tidak membuat penantian di awal film terbayarkan. Satu-satunya yang menarik dari film ini adalah visualisasinya, dan menurut saya, patut diberi satu bintang. Max…Max, where is your ‘payne’?
COMMENT
Sutradara film yang diadaptasi dari game ini, adalah John Moore yang pernah menyutradarai Behind Enemy Lines (Owen Wilson). Saya suka gaya John Moore di film itu dengan visualisasi bagaimana sebuah pesawat terbang yang jatuh tertembak rudal dan bagaimana seseorang yang meledak terkena ranjau digambarkan dengan slow motion dan detil yang jelas. Dan di film ini pun, beberapa adegan di shot dengan slow motion dan detil yang jelas. Misalnya visualisasi pemandangan kota dengan taburan salju yang melayang dan si malaikat maut yang tergambar dengan kepakan sayapnya. Namun sayangnya kualitas John Moore mengalami penurunan yang berarti dibandingkan Behind Enemy Lines. Ditambah skenario cerita yang sangat buruk membuat film ini menjadi amburadul. Banyak sekali kejadian yang tidak logis kita temui dalam film ini seakan-akan film ini hanya ingin memasukkan semua unsur yang ada tanpa melihat relasinya. Dan adegan aksinya pun tidak spektakuler bahkan sangat tanggung. Saya seakan-akan melihat sedikit gaya Hongkong disini, dimana para musuh tiba-tiba ada dimana-mana dan sang pemeran utamanya dengan hebatnya bisa menghabisi mereka dengan mudah.
Penampilan Mark Wahlberg bisa dibilang biasa saja. Bahkan tidak terlihat ekspresi seorang suami terbakar dendam karena telah kehilangan istri dan anaknya. Beau Bridges bermain sangat standar sekali. Yang patut dicatat adalah penampilan Chris O’Donnel yang sedikit berbeda namun sayangnya gampang terlupakan. Penyanyi Nelly Furtado pun bermain cameo sebagai istri Alex Balder dan Olga Kurylenko (Quantum of Solace) bermain sebentar di awal film. Dan Mila Kunis (Forgetting Sarah Marshall) bermain tidak meyakinkan sebagai Mona.
Well, sebagai film yang mungkin diharapkan oleh para penonton sebagai film action ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Bahkan adegan aksi yang ada setelah film berjalan satu jam tidak membuat penantian di awal film terbayarkan. Satu-satunya yang menarik dari film ini adalah visualisasinya, dan menurut saya, patut diberi satu bintang. Max…Max, where is your ‘payne’?
1 comment:
tes...tes...
Post a Comment