Ada tiga sineas yang menarik perhatian gua dalam The Sorcerer’s Apprentice (TSA). Yang mana dulu yah? Mungkin Jon Turteltaub dulu deh, yang menjadi sutradara film ini. Ada tiga film garapan Jon yang gua suka sekali, yang pertama adalah While You Were Sleeping (Sandra Bullock), Phenomenon (John Travolta) dan yang terakhir The Kid (Bruce Willis). Ada sesuatu di film olahan Jon yang selalu membuat gua tertarik. Filmnya mungkin tidak terlalu sukses secara komersil (tetap menguntungkan) tapi kebanyakan filmnya cukup bagus, di atas rata-rata.
Bintang utama film ini, Nicolas Cage. Jelas bukan aktor sembarangan. Pernah dapat piala Oscar lewat Leaving Las Vegas. Film-filmnya yang gua suka antara lain, tentu saja Face/Off, The Rock, Knowing dan Snake Eyes. Beberapa ada yang berhasil masuk box office tapi ada juga yang terpuruk disana. Bahkan cenderung film-filmnya akhir-akhir ini kurang bombastis kecuali dwilogi National Treasure. Ini ketiga kalinya Cage diarahkan Jon.
Sebagai produser adalah Jerry Bruckheimer. Bruckheimer cukup produktif sebagai produser dan dulu terkenal sekali dengan tangan emas-nya namun kini cenderung mulai luntur emasnya. Mungkin keberuntungannya saja yang berkurang. Lihat saja hasil dari trilogi Pirates of The Carribean bahkan kini rencananya bakal ada lanjutannya lagi. Terlalu memaksakan menurut gua. Dengan Jon, ini kerjasama yang ketiga kalinya lewat dwilogi National Treasure dan film ini. Kalo dengan Cage, sudah bersama-sama sejak The Rock, Con Air, Gone in Sixty Seconds, dwilogy National Treasure dan film ini. Luar biasa sekali.
Catatan yang luar biasa untuk mereka bertiga. Kini musim panas 2010, muncul film mereka yang bercerita tentang penyihir. Mengikuti franchise Harry Potter yang mana bernuansa sihir di jaman modern. Begitu pula premise TSA. Sebenarnya menarik layaknya mitologi Yunani yang dihadirkan dalam dunia modern dalam Percy Jackson. Gua selalu suka ide cerita seperti itu. Khayalan gua bertanding lawan khayalan Hollywood sana. Kebanyakan gua yang menang sih :) tapi kadang kala juga ada fantasi yang tidak terpikirkan oleh gua.
Gua menonton film ini tanpa ekspektasi apapun bahkan gua belum pernah melihat trailernya, jadi sama sekali tidak terbayangkan seperti apa film ini bahkan ceritanya pun tidak tahu menahu. Tapi judulnya bisa memberitahu sedikit tentang film ini, right? Hanya tau sineas yang membuatnya. Does it help? I don’t know. Film sangat, sangat menarik di bagian awal, bahkan gua tidak menyangka begitu panjang rentang waktu ceritanya. Kalo gua baca, ide cerita film ini diambil dari film Fantasia. Pantesan ada adegan sapu-sapu yang bisa membersihkan sendiri. Awalnya adegan ini memukau gua sampai akhirnya malah jadi tidak menarik lagi.
Yang pasti peranan special efek sangat penting sekali. Tidak terlalu istimewa sebetulnya tapi cukup meyakinkan dan menambah nilai film. Burung besi terbang mengingatkan gua akan film Saur Sepuh jaman dulu (kapan ya film ini diremake). Andai ada pertarungan di udara dengan mengendarai burung besi tentu lebih menarik. Adegan naga pun cukup heboh, this is China town but naganya kok bukan Chinese Dragon. But still it’s a scary dragon and a big one of course.
Teringat dengan Harry Potter? Sudah seharusnya dan tolong jangan bandingkan dengan franchise terkenal itu. Maaf, film ini masih kalah. Karakter yang tidak terlalu kuat salah satu faktornya. Dasar cerita yang kurang kokoh bisa ikut disertakan ke dalam faktor kekurangan. Gua berharap para pembuatnya memang tidak berniat untuk mengalahkan ketenaran Harry Potter. Cukup dengan motivasi untuk mengeruk sedikit keuntungan, yang sayangnya hal itu pun sulit untuk terpenuhi. Dengan bujet US$ 160 juta dolar, baru mengumpulkan sekitar 40 jutaan di minggu keduanya. Padahal Cage sebagai Balthazar sudah cukup meyakinkan. Hanya memang cast lain kurang mendukung, Jay Baruchel sebagai Dave menurut gua kurang pas. Alfred Molina sebagai villain pun terlihat kurang kuat dan berkesan maen-maen (atau memang bermaksud kesana tapi it’s not working). Becky, gadis yang dicintai Dave diperankan oleh Teresa Palmer (mirip ama Kristen Stewart mukanya, malah ini lebih cantik menurut gua), sayang aktingnya masih perlu dipoles lagi. Juga ada Monica Belucci yang tampil sebentar, namun cukup mengesankan penampilannya.
Sorry Jon, kali ini gua hanya sekedar puas belaka dengan film ini (tidak lebih dari itu) dan segera melupakan TSA. Kamu sudah berbuat sebisa kamu dengan skenario yang ada. Skenarionya memang terlalu sederhana, perhaps tujuannya memang untuk konsumsi anak-anak, yang mungkin sudah akan terpuaskan melihat jagoannya bisa mengeluarkan gumpalan cahaya dari tangannya, burung besi yang bisa ditunggangi , naga hidup yang berasal dari barongsai. I almost forgot, ada car-chase scene juga (dunia yang terbalik cukup mengesankan).
Buat Bruckheimer, jangan bersedih karena dua film anda musim panas ini sulit untuk balik modal, mudah-mudahan pendapatan dari seluruh dunia bisa menutupinya atau mungkin untung sedikit lah. Bukan salah anda juga, kedua film itu TSA dan Prince of Persia sudah cukup menghibur menurut gua. Mungkin keberuntungan anda saja yang lagi menurun. Teruskan membuat film-film yang menghibur.
5 comments:
Ah, ku mulai tertarik ama Teresa Palmer selain Ellen Page, hmm nice review bro..
thanks bro. Ellen Page lebih dewasa di Inception. Teresa Palmer masih harus diasah lagi (andai dia yang main di Twilight hehehe)
Wah, Bang Mupi, kok pikiran kita sama ya? Teresa Palmer (pertama kali liat di "Bedtime Stories") mirip bener dengan Kristen Stewart (baru sadar di film ini).
Tapi Palmer lebih eksotik. :P
Love her!!
@Rijon : oh maen di Bedtime Stories yah....wah nonton lagi ah ntar hehehe...
Harusnya the next menjadi salah satu film terbaik nicholas cage,,,bahkan saya lbh enjoy secarakeselurhan penampilannya di the next dpada national treaasure.
Post a Comment