Sunday, August 7, 2011

TWISTER (1996)





I always love disaster movie. Seperti yang sering gua bilang, alasannya karena di sebuah film disaster lah, biasanya umat manusia saling bersatu. Dimana biasanya sulit sekali umat manusia untuk bersatu padu. Itulah yang gua suka dari genre film bencana. Dan biasanya tentu saja ada cinta, cinta keluarga maupun cinta asmara. Namun yang pasti biasanya ada pengorbanan. Film bencana apapun, biasanya minumnya teh botol sosro…hehe, maksud gua biasanya memakai formula seperti yang gua sebutkan di atas. Tapi bisa dibilang, Twister tidak mengadopsi semua resep-resep di atas. Ada sih beberapa, tapi kadarnya tidak terlalu berat di sini.


Hal lain yang gua perhatikan di film ini adalah sang sutradaranya. Jan De Bont, waktu itu De Bont berada di puncak berkat besutan pertamanya Speed yang fenomenal (masuk kategori film favorit gua). Langsung dipercaya oleh Spielberg menggarap film Twister. Yang dalam candaan De Bont. Speed kan tentang kecepatan, well film ini lebih cepat lagi katanya. Salah satu kelebihan De Bont dalam kaca mata pengamatan gua, dia punya skill dalam mengambil gambar, jelaslah karena dia sebelumnya sering menjabat sebagai director of photography. Terlihat sekali kepiawaiannya dalam menggarap Speed. Dan di Twister, terlihat sekali kemampuannya dengan banyaknya pengambilan gambar dari atas. Namun jika dilihat dari teknik pengambilan gambar, jelas Speed lebih unggul. Tapi Twister (layaknya film bencana) jelas lebih unggul di special efek dibandingkan Speed yang lebih realistis.



Memakai Helen Hunt yang waktu itu belum terlalu tenar di Hollywood kecuali lewat perannya dalam serial Mad About You. Dan peran prianya oleh Bill Paxton yang juga belum terkenal-terkenal amat. Mungkin yang terlewatkan oleh orang-orang adalah Philip Seymour Hoffman yang disini hanya kebagian peran kecil. Dan tidak disangka-sangka bahwa dia akan menjadi aktor watak yang patut diperhitungkan sekarang. Yang pasti pemeran utama di film ini adalah Twister dari segala jenis ukuran (kayak baju aja). Dengan deretan cast yang disebutkan sebelumnya, film ini berhasil menjadi film terlaris nomor dua waktu itu di US setelah Independence Day (yang tentu saja sangat sulit untuk ditandingi saat itu). Meskipun menduduki posisi kedua terlaris di Amrik tahun itu, sudah cukup bagi De Bont untuk semakin mengukuhkan namanya di kancah Hollywood sebagai seorang sutradara yang jempolan. Tapi sayang kini namanya meredup sejak menyutradarai film yang kurang laris seperti Speed 2 lalu Tomb Raider 2.




Secara pribadi, ini salah satu film disaster yang kurang gua suka, karena resep bersatu dan pengorbanannya kurang. Hal ini sedikit mengurangi nikmatnya menonton film jenis ini. Tapi karena faktor Jan De Bont yang sejujurnya gua sangat suka dia lewat Speed, nilai gua untuk film ini sedikit naik. Karena sebenarnya cerita yang ditulis oleh almarhum Michael Crichton beserta istrinya sangat singkat sekali. Tentang perburuan angin tornado dan hampir tidak ada intrik-intrik antar karakter yang berarti kecuali antara Hunt dengan Paxton dan calon istri barunya beserta teman-teman kelompoknya dan penduduk di desa bibinya. (lho kok jadi banyak intriknya) hehehe…becanda. Paling antara Hunt dengan Paxton dengan calon istri barunya.
Kesimpulan gua, film ini cukup menegangkan dengan iringan musik yang pas menghantar kehadiran angin tornado yang bergerak cepat, memutar, merusak segala sesuatu yang dilaluinya. Tapi sebagai film disaster, film ini tidak terlalu mengangkat tema kemanusiaan. Jadi kalo ingin film bencana seru, Twister bisa jadi pilihan yang pas untuk ditonton. Sebagai tambahan, gua suka end credits di film ini dengan mengambil lokasi di awan-awan dengan iringan musik yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, karena memang tidak ada liriknya alias instrumental. Hehehe…


Sekedar tambahan, film berbujet 92 juta dolar ini meraup 494 juta di seluruh dunia.

No comments:

Powered By Blogger