Honestly nama sutradara film ini
sering tertukar-tukar di benak saya. Ada sutradara yang bernama Paul Thomas
Anderson, ada juga Paul WS Anderson aja, juga ada Wes Anderson. Tapi untuk kali ini, Wes Anderson yang akan
saya bahas karena The Darjeeling Limited ini adalah karyanya. Mungkin banyak teman-teman yang sudah
menonton karyanya namun saya hanya baru menonton satu film karya Wes Anderson
sebelum yang sekarang, yaitu Moonrise Kingdom.
Judulnya menarik sekali, saya tadinya menyangka ini adalah film fantasy
tentang sebuah kerajaan di negeri antah berantah lengkap dengan pangeran,
ksatria dan seorang puteri yang cantik.
Well, salah banget. Film ini
bersetting jaman sekarang dan tidak ada hubungannya dengan sebuah kerajaan
manapun. Saya langsung berkomentar
ketika menonton film itu adalah gerak kameranya yang sangat unik. Uniknya seperti apa, tonton aja deh.
Kembali ke The Darjeeling Limited. Film ini dibuat lebih dulu sebelum Moonrise
Kingdom. Deretan aktor terkenalnya
memang tidak sebanyak Moonrise Kingdom.
Disini hanya ada Owen Wilson, Adrien Brody, Jason Schwartzman dan Bill
Murray sebagai cameo dan jika anda beruntung mendapatkan cuplikan film pendek,
masih berhubungan dengan film ini, nah disitu ada Natalie Portman.
Cerita berlokasi di sebuah kereta
di India beserta perjalanan di dalam kereta.
Sebagian besar. Membosankan? Well tergantung. Tapi saya bisa bilang ini bukan film semua
orang. Tensi cerita bisa dibilang datar
sepanjang film, tidak ada klimaks. Tapi
untuk saya cukup menarik, meskipun masih lebih asik Moonrise Kingdom.
Cukup menarik melihat penampilan
Owen Wilson di luar film-film popcornnya.
Tapi bukan berarti performancenya dahsyat, tapi setidak-tidaknya cukup
menarik. Gerak kameranya ada yang
seperti di Moonrise Kingdom, hanya tidak banyak. Well, melihat gerak kamera di Moonrise
Kingdom pun sudah bikin saya tertawa.
Tapi disini tampang kebingungan ketiga saudara pun cukup membuat tawa.
Sekali lagi setting kebanyakan
mengambil tempat di sebuah kereta, yang bernama Darjeeling Limited. Membosankan? (eh udah tadi ditulis). Banyak kejadian unik di kereta dan
karakter-karakter yang unik selain ketiga bersaudara tadi. Memang setelah membaca banyak (padahal dikit
sih), Wes Anderson memang selalu menampilkan karakter-karakter unik dalam
filmnya. Serta situasi-situasi yang
terlihat canggung atau kaku tapi mengundang tawa (buat saya yah). Lewat dua film Wes, saya sudah bisa melihat
ketidakbiasaan Wes Anderson dalam membuat sebuah film. Cerita yang diambil sebenarnya biasa saja,
maksudnya seperti kehidupan sehari-hari.
Tapi di tangan Wes, menjelma menjadi seperti sebuah “dongeng”. Bisa dengan gerak kamera dan angle-anglenya,
juga bisa dengan “keheningan” sebuah adegan.
Tapi yang saya lihat, tidak ada lonjakan-lonjakan dalam ceritanya. Datar.
Tapi sekali lagi tidak membosankan. (buat saya)
Film yang bisa dibilang bertema
road trip ini mungkin bisa membuat mengantuk jika tidak terbiasa dengan gayanya
Wes (kayak saya sudah terbiasa aja, padahal baru nonton 2 filmnya). Tapi berkat Moonrise Kingdom lah, saya
meyakini dari awal film ini, pasti ada sesuatu yang istimewa. Istimewanya apa? Saya juga tidak tahu hehehe. Tapi setidak-tidaknya saya tidak tertidur
sampai film selesai. Saya ada tertawa,
terus juga ada terharu (sedikit). Jadi sebenarnya saya suka atau tidak? Sudah pasti suka lah, tapi kalau dibandingkan
dengan Moonrise, I prefer Moonrise. Saya
juga ingin mencoba film-film Wes yang lain, yang katanya hampir unik-unik
semua. So jangan coba menonton film ini,
jika pada terbiasa menonton film-film komersil, karena sekali lagi film ini
bukan untuk semua orang.
1 comment:
Hi, boleh tukeran link?
Link kami di: http://www.cinejour.com
Kami sudah menambahkan link kamu di blogroll kami... Cek disini http://cinejour.com/friends-2/
Thanks before :)
Post a Comment