Film dari tahun 80an lagi. Tapi kini bukan film bioskop tapi diambil dari serial yang terkenal. Kalo ga salah, jamannya TVRI nih. Serial yang didalangi oleh Stephen J. Cannell (ikut dalam kursi produser) disiarkan di Amrik sana pada tahun 1983-1987. Dengan bujet yang cukup besar US$ 110 juta, sang sutradara Joe Carnahan (ikut sebagai penulis bersama Brian Bloom dan Skip Woods) berhasil membuat film yang menegangkan dari awal sampai habis. Bloom pun bermain sebagai Pike di film ini. Adegan klimaks di ending film cukup spektakuler menurut gua (walaupun ada campur tangan CGI). Gua sampe ternganga melihatnya. Ditambah adegan-adegan kocak plus taktik atau strategi cerdas yang bertebaran sepanjang film, membuat gua langsung menobatkan film ini salah satu film favorit gua tahun ini. Meskipun sebenarnya The A-Team bukan termasuk serial favorit gua dulu. Gua hanya taraf menyukai saja bukan fans berat.
Ternyata disini, diceritakan bagaimana terbentuknya tim A ini. Memang cerita berlangsung cepat. Adegan aksi yang mantap ditambah sound yang menggelegar menambah terpacunya adrenalin kita. Hanya sayang kameranya agak shaky sehingga mengurangi ketegangan yang gua alami. Sayang sekali. Bikin gua ga jelas melihat apa yang sedang terjadi.
Adegan awal yang memperkenalkan para tokoh dimana karakter berhenti lalu muncul namanya. Membuat gua seakan-akan bernostalgia, gua kegirangan. Satu lagi yang gua suka adalah bercampurnya eksekusi rencana dengan pembahasan rencana mereka yang berkesinambungan sehingga kita mengerti jalan adegan yang berlangsung.
Sebagai Hannibal adalah Liam Neeson. Tadinya gua agak menyangsikan apakah Neeson bisa menjelma menjadi Hannibal. Memang tidak sih, tapi paling tidak Neeson bisa memberikan citra Hannibal yang baru. Dan it’s ok for me. He looks smart and tough.
Sebagai Face adalah Bradley Cooper. Menurut gua sih Cooper ga ganteng tapi yah…disini bicaranya pas sekali dan again, ga mirip sih tapi disini menurut gua Cooper punya pesona lain sehingga memberikan citra baru buat Face. So no problem buat gua.
Lalu Quinton Rampage sebagai B.A. Jelas badannya besar. Rambut sudah mirip. Hanya sayang sangar dan keketusannya tidak bisa mengalahkan Mr. T. Jadi menurut gua B.A kurang nendang disini.
Dan terakhir yang menurut gua pas banget adalah Murdock yang diperankan oleh Sharlto Copley. Kegilaan dan kelucuannya yang menjadi nilai plus film ini. Mungkin kalian familiar dengan wajahnya, dia yang maen di District 9, salah satu film favorit gua tahun lalu. Dan sekilas wajahnya kok mirip Robert Duvall hanya dalam versi mudanya. Dan gua terbahak-bahak ketika dia menirukan Mel Gibson di Braveheart dan ketika dia bicara bahasa Swahili. Dan teman-teman pasti akan ingat dengan adegan menonton film 3D (kocak banget).
Memang banyak adegan aksi yang menghentak-hentak ditambah iringan musik yang membahana. Tapi ada satu adegan yang menurut gua memang tidak masuk akal, tapi sangat brilian yaitu ketika mereka menyelamatkan diri dengan sebuah tank. Lalu jarang juga, gua liat akhir-akhir ini, adegan klimaks yang spektakuler. Coba nanti lihat adegan dengan kontainer. Luar biasa.
Penampilan Jessica Biel tidak terlalu memukau bahkan menurut gua, kalo digantikan oleh orang lain pun tidak terlalu jadi masalah. Ada juga Patrick Wilson, pendapat gua sama dengan Biel. Perannya tidak terlalu kuat menurut gua.
Kalo gua liat jejeran produsernya, well ga ada Jerry Bruckheimer tuh hehe…Padahal adegan di film ini termasuk gila-gilaan, khasnya Bruckheimer. Namun ternyata ada nama Tony Scott dan Ridley Scott. Hanya sayang film ini tidak bisa berbuat banyak di box office. Setelah bermain beberapa lama, saat ini pendapatan di seluruh dunianya baru cukup untuk balik modal.
Sudah lama gua tidak menonton film full aksi keluaran Hollywood, terakhir mungkin From Paris With Love tapi itu keluaran Perancis. Jadi dahaga gua cukup terpuaskan dengan film ini. Nasehat gua, tontonlah film ini di bioskop dan gua jamin kalian akan merasa puas, walaupun sebenarnya alur cerita dan ide ceritanya biasa saja. Bahkan bisa dibilang tidak ada plot yang berarti disini. Gua tidak merasa bahwa gua bernostalgia dengan serialnya. Malahan gua merasa nonton sebuah tim baru dengan sedikit karakteristik yang sama dengan serialnya.
Theme Song The A-Team hanya muncul beberapa kali dan sayangnya terbenam oleh suara-suara yang lain sehingga mungkin kurang terlalu disadari oleh penonton. Sekarang juga gua uda lupa gimana theme songnya. Sama sekali tidak terbayang di benak gua. Tapi kalo denger, gua pasti tau ini “lagu” mereka.
4 comments:
Neh pelem keren banget bang
ane ngakak mulu sepanjang film
harus ada sequelnya neh
hehe iya. Tinggal liat hasil box officenya aja nih, kalo untung, pasti dibikin sekuelnya.
salam kenal... reviewnya bagus gan, kalo mo nonton film yang lain bisa berkunjung ke tempat saya Cekdot download gratis film terbaru ditunggu kunjungan baliknya
Terima kasih bos. :D
Nanti gua jalan-jalan ke TKP hehe...
Post a Comment