Saturday, April 3, 2010

THE DAY AFTER TOMORROW (2004)

Genre : Adventure - Sci-fi
Directed by : Roland Emmerich
Produced by : Roland Emmerich, Mark Gordon
Starring : Dennis Quaid, Jake Gyllenhaal, Emmy Rossum, Sela Ward, Ian Holm
Written by : Roland Emmerich
Music by : Harald Kloser
Cinematography : Ueli Steiger
Edited by : David Brenner
Running time : 124 minutes
Budget : US$ 125 millions
Distributed by : 20th CENTURY FOX

Jika anda tahu tentang film-film seperti Universal Soldier (Jean Claude Van Damme yang maen), Stargate (yang ini mungkin tidak semua orang tahu), lalu ada Independence Day (nah yang ini, saya yakin hampir semua moviegoers pasti tahu), kemudian Godzilla (saya suka versinya Emmerich). Jika anda tahu semua film diatas, belum tentu anda kenal dengan Dean Devlin. Siapa dia? Dialah rekanan produsernya Emmerich bahkan kadang dia ikutan menulis skenario dari film-film mereka. Setelah The Patriot, entah kenapa mereka tidak lagi bekerja sama. Mungkin hal ini sudah saya bahas waktu saya membuat review 2012. Kita langsung aja ke pokok permasalahan. Setuju?

Saat film The Day After Tomorrow (TDAT) rilis di bioskop, mungkin banyak yang tidak menyukai film ini. Namun ketika 2012 main di bioskop, banyak yang langsung membandingkan dengan TDAT. Dan banyak yang lebih menyukai TDAT, tapi ada juga sedikit orang yang lebih menyukai 2012. Yah, kembali ke selera masing-masing individu.

Tema cerita bisa dikatakan sama. Tentang bencana. Hanya waktu dan jenis bencananya yang berbeda. Emmerich pantang menyerah yah. Pertama dia ingin kiamat oleh alien. Gagal. Lalu kiamat oleh global warming, termasuk gagal juga. Lalu oleh solar flare. Next time apa nih, tabrakan planet?

Ya jujur aja, sebuah film disaster itu, makanan utamanya adalah adegan bencananya sendiri yang memang menakjubkan apabila sineas bisa menggarapnya dengan baik. Tetapi makanan penutupnya itu adalah harapan dari karakter-karakter dalam film yang bertahan untuk survive. Kadang-kadang hal seperti itu yang menyentuh hati para penonton. Diantara film-film disaster-nya Emmerich, di film inilah hope and survive-nya yang paling terasa. Disini saya lebih ikut terlibat dengan nasib para karakternya.

Adegan gelombang air yang menerjang kota New York sebenarnya tidak termasuk fresh, karena pernah kita temui dalam film Deep Impact hanya dipoles sedikit lebih dahsyat tapi tetap menegangkan lalu di 2012 dipoles lagi biar lebih dahsyat dikit daripada disini. Adegan angin puting beliung juga tidak orisinil, pernah ada di film Twister dan sekali lagi hanya dibikin lebih heboh karena terjadi di tengah-tengah kota (tapi masih terlihat spektakuler). Yang sedikit mengganggu adalah adegan dimana ada serigala-serigala berkeliaran. Ini mungkin memang bertujuan untuk menambah kadar adrenalin pada adegan mengambil penicillin di kapal laut yang nyasar masuk kota. Ditambah menurut saya film ini anti-klimaks. Karena sesudah adegan-adegan yang saya sebutkan, hampir tidak ada aspek lain yang patut diikuti. Seperti kekurangan bahan bakar untuk melanjutkan perjalanan, terengah-engah.

Satu hal yang selalu terngiang-ngiang setelah menonton film ini adalah musiknya yang menurut saya pas sekali. Seakan-akan menggambarkan kesuraman manusia akan nasib bumi dan mereka masih tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan bumi. Dan saya rasa itulah yang memang terjadi di dunia ini. Saya rasa Emmerich ingin berbicara hal ini kepada dunia. Karena dia seorang sutradara, maka dia mengungkapkan kekhawatirannya lewat bahasa yang dia pahami. Ditambah ilmu marketingnya yang selalu pas untuk membuat sebuah film sesuai dengan isu dunia yang sedang terjadi. Musik digarap oleh Harald Kloser yang juga membuat music score untuk 2012 yang anehnya tidak ada musik yang benar-benar meresap di telinga (ini juga merupakan kekurangan 2012).

Sebenarnya saya menyinggung soal TDAT, karena faktor Jake Gyllenhaal. Menyambut Prince of Persia (POP) yang saya antisipasi tahun ini, dan dialah pemeran utamanya. Melihat trailernya cukup menjanjikan. Bisa dikatakan karena TDAT, Jake ikut terangkat pamornya ditambah aktingnya di Brokeback Mountain. Selain itu juga Dennis Quaid yang sempat tenggelam lama dan bangkit lagi setelah cerai dengan Meg Ryan. Juga si cantik Emmy Rossum pun ikut naik karirnya. Ada juga aktris Sela Ward yang pernah bermain sebagai istri Harrison Ford dalam The Fugitive.

Jadi menurut saya TDAT tidak terlalu bagus tapi cukup untuk menjadi favorit saya, karena saya suka film-film bergenre bencana. Jika dibandingkan dengan 2012, jelas film ini lebih baik. Maka saya merekomendasikan film ini untuk anda tonton jika anda belum menontonnya. Apalagi jika anda kecewa dengan 2012. Sekedar informasi, 2012 dengan bujet US$ 200 juta, sejauh ini meraup US$ 769 juta di seluruh dunia (US$ 166 juta di Amrik) sedangkan TDAT dengan bujet US$ 125 juta, meraih US$ 544 juta di seluruh dunia (US$ 186 juta di Amrik).

No comments:

Powered By Blogger