Directed by : Wilson Yip
Produced by : Raymond Wong
Starring : Donnie Yen, Simon Yam, Siu Wong Fan, Hiroyuki Ikeuchi
Written by : Edmond Wong (screenplay)
Music by : Kenji Kawai
Cinematography : O Sing Pui
Edited by : Cheung Ka Fai
Running time : 108 minutes
Budget : HK$ 40 millions
Distributed by : MANDARIN FILMS DISTRIBUTION CO. LTD.
Setelah Fist of Legend-nya Jet Li jarang sekali menemukan film kungfu yang cukup bagus. Apalagi setelah hijrahnya Jet Li dan Jackie Chan ke Hollywood. Dan tampaknya tidak sulit untuk Donnie Yen 'menguasai' film kungfu di Hongkong. Banyak film yang dibintangi oleh Yen akhir-akhir ini. Misalnya Dragon Tiger Gate, SPL, Flash Point (kebetulan semuanya juga disutradarai oleh Wilson Yip), juga ada film silat klasik seperti Seven Swords, Painted Skin, An Empress and the Warriors. Sebenarnya gaya berkelahi masing-masing aktor kungfu ini berbeda. Seperti Jackie Chan lebih ke gerakan akrobatik dan komedi. Kalau Jet Li lebih ke stylish dan serius. Nah kalau Donnie Yen lebih ke gerak cepat dan praktis. Gaya Yen sebagai penata gaya membuat adegan aksi menjadi berbeda dalam film Blade 2 dan Highlander End Game.
Disini Yen berperan sebagai Yip Man seorang ahli bela diri Wing Chun asal Foshan. Awal film sangat 'ringan' atau bisa saya katakan sangat menyenangkan, menceritakan kisah sehari-hari Yip shifu yang hobinya mempelajari kungfu tapi sangat low profile. Anda akan menikmati seluruh adegan perkelahian di awal film yang sangat realistis tapi menakjubkan. Bahkan terlihat sangat nyata semua pukulan dan tendangan. Salut buat Sammo Hung yang jadi penata laganya. Inilah koreographi terbaik dari Sammo setelah Thunderbolt-nya Jackie Chan.
Namun ternyata bobot cerita yang menyenangkan berubah jadi 'berat' dengan datangnya tentara Jepang. Masih tersedia beberapa pertarungan yang menarik tapi jika ingin dibandingkan, tidak semenarik pada paro awal film.
Yang saya suka dari film ini dibandingkan dengan Fist of Legend adalah realita yang dihadapi oleh sang master kungfu ini. Betapa hebatnya kungfu seseorang toh bukan berarti dia menjadi pahlawan dengan kungfunya tapi hati dan jiwanya lah yang menentukan. Bahkan disini Yip harus bekerja demi memenuhi nafkahnya. Itu yang tidak saya temukan di Fist of Legend. Walaupun ini kisah nyata tapi saya dengar ada beberapa yang diubah supaya lebih filmis dan lebih menarik.
Kembali ke Donnie Yen. Yen mulai dikenal sejak diarahkan oleh Yen Ho Ping lewat film In the Line of Duty IV, main bersama Chyntia Khan. Di Indonesia lebih dikenal dengan judul Black Protector, dimana seri satu dan duanya diperani Michelle Yeoh. Lewat film ini pertarungan diperlihatkan secara detil dan begitu nyata. Pukulan dan tendangan yang dilancarkan begitu mengena pada sasarannya (diperlihatkan secara jelas). Dan yang saya suka adalah gaya kungfu minimalis yang diperagakan oleh Yen begitu mumpuni dan tidak mengada-ngada (sekali lagi terima kasih kepada Sammo Hung sang koreographer). Sejujurnya perfilman Hongkong memang sudah terkenal dengan film-film kungfunya yang legendaris bahkan akhirnya ditiru oleh Hollywood namun tetapi tidak bisa mengalahkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perfilman Hongkong. Dan Donnie Yen adalah salah satu asset berharga yang dimiliki oleh perfilman Hongkong.
Sebelum ini Yen pernah bekerja sama dengan Simon Yam dalam Tiger Cage dan SPL. Kali ini Yam berperan sebagai teman dekatnya Yip yang bernama Quan.
Donnie Yen sebenarnya pernah main film Hollywood selain Highlander dan Blade 2 yaitu Shanghai Knights, namun dia hanya jadi tokoh antagonis, lawannya Jackie Chan. Dan sebagai tambahan juga pernah melawan Jet Li dua kali dalam Hero dan Once Upon a Time in China 2 (Kungfu Master 2). Kita lihat bagaimana kiprah Yen di masa yang akan datang, karena saya menilai inilah salah satu film terbaiknya. Film ini mendapat 12 nominasi Hongkong Film Awards termasuk Best Picture, Best Actor dan Best Director. Dan kabarnya pun akan dibuat sekuel dari Ip Man.
Dan satu lagi yang perlu dicatat, penampilan Siu Wong Fan sebagai jago kungfu yang menantang seluruh pesilat di Foshan. Dia pernah bermain film Stone Age Warriors (Ekspedisi Harta Karun) yang mengambil lokasi suting di Irian Jaya. Film yang ditangani oleh Stanley Tong ini melibatkan pemain Indonesia seperti Advent Bangun dan juga aktris Hongkong Nina Li-Che (istrinya Jet Li yang sekarang)
19 comments:
setelah lama cuma jadi silent reader, akhirnya brani juga comment hehe..
iya, aku juga suka IP-Man. koreogradi kungfunya bagus banget, lebih realistis ketimbang crouching tiger..
bang ususl dong, kasih nilai dong untuk setiap reviewnya :)
Soal tata kelahinya Sammo Hung bagiku tetap nomor satu arahannya dalam SPL.
Selain cepat, praktis dan juga kasar (keras) shg cocok utk gaya berantem modern jaman sekarang. Nomor duanya saya setuju, memang film Ip Man sangat patut.
Adegan paling berkesan dlm film ini justru buat adegan tarung, tapi adegan Ip Jun, anaknya Ip Man numpang lewat naik sepeda roda tiga sambil ngasih pesan ibunya buat ayahnya spy jgn ngancurin rumah. hehehehe.... ngakak abis.
@Pepito: dulu pernah kasi sistem bintang, tapi sekarang off dulu deh. Ntar kalo uda jam terbangnya uda banyak, ntar kembali ke sistem nilai deh. Kasi komen yg banyak ya. Kalo bisa yang beda biar rame. hehe...
@Yusahrizal: kalo adegan yang itu sih, gua juga ngakak abis. lagi seru2nya eh tuh anak lewat terus ngomongnya polos lagi wakakaka.
Kalo SPL , gua ga terlalu suka. Gua lebih suka Flash Point apalagi adegan di akhirnya. Brutal banget tapi keren.
baru mau pinjam vcd-nya :p
setuju sama om yusahrizal...adegan ananknya lewat pake sepeda emang bikin ngakak mampus....:D
nice review bro! Donnie Yen memang bukan pemenang oscar dan bukan aktor dengan akting luar biasa, tapi kharismanya itu lho...
Tapi jackie Chan pernah menang Golden Horse Award (Oscarnya Hongkong) lewat Supercop (POlice Story 3) dan Crime Story. Kalo Jet Li masuk nominasi lewat KUngfu Master 2 (Once Upon a time in China 2) dan The Warlords. Donnie Yen kayaknya baru masuk yang ini deh.
Baru liat semalem :)
Bukan penggemar berat kungfu dan bang Donnie.
Namun karena tanpa akspektasi berlebih, ternyata mampu memberikan hiburan yang cukup memuaskan.
Adegan tarungnya, bolehlah disebut yang terbaik sepanjang tahun 2009 ini (meski dah rilis 2008 kemaren)
Plot nya sih gak istimewa, pada beberapa bagian mengingatkanku pada Cinderella Man (nyambung gak sih hehehe). Tapi adegan tarungnya itu lho bagus banget.
Paling suka dengan jurus PUKUL PANTAT DENGAN KEMOCENG :D
Itu yang Jepang cool banget
@gilasinema : Jepangnya yang terakhir atau yang lawan sepuluh orang?
Bener2 Mantab deh liatnya...
Apalagi pas Donnie Yen lawan banyakan tuh, bener2 efektif cara melumpuhkannya... kudu diturutan nih.
@nadhare : setuju , emang gerakannya mantap. Tapi ini kan kisah nyata. Denger2 sih , yang ngelawan 10 orang itu , aslinya ga ada. TErus yg ditembak juga, aslinya ga ada. Cuma ditambahin biar lebih filmis.
Yang terakhir dong.
Kalo dari akting paling berkesan ma Simon Yam. Kaget aja. Ternyata dia biasa jadi sosok tak berdaya. Biasanya kan bengis dan licik banget. Malah dulu sukanya gangguin cewek-cewek ;D
emang mantap filmya. dari pada nonton film holywood gak jelas.
Donnie yen emang bintang action paling top. apalagi waktu di film flashpoint, saat penjahat dipukuli di kedai sampai bonyok. Salam kenal juga :)
@Titus : emang brutal tuh film Flash Point. Terima kasih sudah mampir
@semuareview : Film Hollywood summer ini, ga tau tuh bagus ato ga?
@Gilasinema : Simon Yam gangguin wanita hehe...sebagai itu maksudnya gi....
setuju juga.. Film ini memang bagus. Actionnya, ceritanya, dll. Tapi, tambahan special effect kayak kayu buat latihan di awal (yg pake 3D), atau juga langit yang tiba-tiba mendung.. Penting bgt ga sih? Soalnya mnurut gw sh agak2 kaku keliatannya..
Kalo Hongkong sih memang belum soft banget spesial efeknya. Masih menang Jepang, kalo menurut gua.
"Realistis dan Mengharukan!"
Film ini sungguh sangat mengejutkan. Saya berani mengatakan, Ip Man adalah film laga Asia terbaik saat ini yang bahkan bisa menginspirasikan sineas Hollywood untuk menciptakan adegan laga yang lebih realistis dan menyentuh di masa mendatang.
Menurut saya, kekuatan film ini pertama, terletak pada kesederhanaannya. Film yang disukai semua kalangan itu adalah film yang mampu menghibur bukan membebani penontonnya, sekaligus menginspirasikan penontonnya lewat suguhan aksi-aksi yang menarik namun wajar tanpa visualisasi yang berlebihan.
Kedua, alur ceritanya yang menarik. Ip Man adalah film laga yang dibalut dengan sentuhan drama yang bisa membuat hati anda tersentuh.
Ketiga, tentu saja adegan-adegan laganya yang memukau. Pribadi, saya adalah seorang penggemar seni bela diri Cina. Salah satu adegan tersebut adalah ketika Ye Wen menghajar 10 ahli karate. Pertarungannya sungguh masuk akal sehingga membuat saya sangat emosional dan terhibur. Dan puncaknya adalah ketika Ye Wen bertarung satu lawan satu dengan Jendral Miura. (Maaf, komentar selanjutnya akan berbau "spoiler"), momen Ye Wen ketika di akhir pertarungan berhasil menghajar habis-habisan Jendral Miura bak kayu latihan. Sungguh sangat inspiratif!
Keempat, adalah ending-nya yang berakhir bahagia dan mengetahui fakta bahwa film ini berdasarkan kisah nyata.
Keempat elemen di atas membuat saya menyematkan film ini sebagai film laga paling mengesankan tahun ini! Rating: 8/10
@subzero : setuju bro. one of donnie yen's best movies. :D
Post a Comment