Directed by : Ridley Scott
Produced by : Ridley Scott, Donald De Line
Starring : Leonardo DiCaprio, Russell Crowe, Mark Strong, Golshifteh Farahani, Alon Abutbul
Written by : David Ignatius (novel), William Monahan (screenplay)
Music by : Marc Streitenfeld
Cinematography : Alexander Witt
Edited by : Pietro Scalia
Running time : 128 minutes
Budget : US$ 70 millions
Rated : R (strong violence including some torture and for language throughout)
Distributed by : WARNER BROS
Ridley Scott sudah pernah bekerja sama dengan Russell Crowe dalam Gladiator (2000), A Good Year (2006) dan yang terakhir American Gangsters (2007) dan ditunggu saja kerja samanya yang kelima dengan Crowe dalam Robinhood yang rencana rilisnya tahun 2010. Sedangkan Crowe pernah bekerja sama dengan Leonardo Di Caprio lewat The Quick and The Dead (1995). Kini ketiga orang ini berkumpul dalam satu film berbasis spionase di Timur Tengah.
Bercerita tentang seorang agen CIA, Roger Ferris yang dibawah pengawasan Ed Hoffman berusaha mencari pemimpin peledakan bom di kota-kota besar Eropa yang bernama Al-Saleem. Dalam penyelidikannya, Ferris harus bekerja sama dengan Hani Salaam, pimpinan intelijen dari Yordania. Ferris harus mengadu strategi dengan Hoffman maupun dengan Hani. Konflik bertambah pekat dengan hubungan Ferris dengan seorang suster asal Iran bernama Aisha.
Jauh dari “King of the World”, kini Leonardo DiCaprio bersembunyi di balik jenggotnya. Disini Ferris fasih berbahasa Arab. Disini Ferris bimbang dengan segala tindakannya. Dia ragu untuk memihak antara Hani atau Hoffman. Ditambah kekasihnya Aisha di culik orang. Leo berhasil memainkan seorang agen CIA yang penuh dengan konflik pekerjaan dan asmaranya. Leo berhasil meninggalkan era remajanya hingga terlihat aktingnya yang semakin matang dan perannya yang semakin beragam.
Hoffman bekerja di belakang layar, seperti laba-laba yang bekerja di sarangnya di Langley. Penampilan Russell Crowe sangat 'biasa' sekali, dia terlihat nyantai dengan perannya sebagai agen Hoffman. Hoffman yang begitu biasa menangani masalah spionase sambil mengerjakan rutinitas seorang ayah. Crowe harus menambah bobotnya sehingga terlihat gendut karena memang Hoffman hanya bergerak di belakang layar sambil sekali-kali datang ke ‘war zone’. Walaupun berkutat dengan rutinitas bersama keluarga. Tapi Hoffman tak segan-segan mengorbankan anak buahnya dalam operasi lapangan termasuk Ferris. Tapi sayangnya karakter Crowe yang paling lemah diantara Leo dan Strong. Mungkin skenario yang tidak memungkinkan sehingga Crowe tidak bisa berakting lebih. Atau mungkin inilah tujuan dari munculnya karakter Hoffman, orang yang terlihat biasa saja tapi justru lebih berbahaya. Karena bisa mengambil keputusan yang menyebabkan orang tidak bersalah tewas asalkan tujuannya tercapai.
Bercerita tentang seorang agen CIA, Roger Ferris yang dibawah pengawasan Ed Hoffman berusaha mencari pemimpin peledakan bom di kota-kota besar Eropa yang bernama Al-Saleem. Dalam penyelidikannya, Ferris harus bekerja sama dengan Hani Salaam, pimpinan intelijen dari Yordania. Ferris harus mengadu strategi dengan Hoffman maupun dengan Hani. Konflik bertambah pekat dengan hubungan Ferris dengan seorang suster asal Iran bernama Aisha.
Jauh dari “King of the World”, kini Leonardo DiCaprio bersembunyi di balik jenggotnya. Disini Ferris fasih berbahasa Arab. Disini Ferris bimbang dengan segala tindakannya. Dia ragu untuk memihak antara Hani atau Hoffman. Ditambah kekasihnya Aisha di culik orang. Leo berhasil memainkan seorang agen CIA yang penuh dengan konflik pekerjaan dan asmaranya. Leo berhasil meninggalkan era remajanya hingga terlihat aktingnya yang semakin matang dan perannya yang semakin beragam.
Hoffman bekerja di belakang layar, seperti laba-laba yang bekerja di sarangnya di Langley. Penampilan Russell Crowe sangat 'biasa' sekali, dia terlihat nyantai dengan perannya sebagai agen Hoffman. Hoffman yang begitu biasa menangani masalah spionase sambil mengerjakan rutinitas seorang ayah. Crowe harus menambah bobotnya sehingga terlihat gendut karena memang Hoffman hanya bergerak di belakang layar sambil sekali-kali datang ke ‘war zone’. Walaupun berkutat dengan rutinitas bersama keluarga. Tapi Hoffman tak segan-segan mengorbankan anak buahnya dalam operasi lapangan termasuk Ferris. Tapi sayangnya karakter Crowe yang paling lemah diantara Leo dan Strong. Mungkin skenario yang tidak memungkinkan sehingga Crowe tidak bisa berakting lebih. Atau mungkin inilah tujuan dari munculnya karakter Hoffman, orang yang terlihat biasa saja tapi justru lebih berbahaya. Karena bisa mengambil keputusan yang menyebabkan orang tidak bersalah tewas asalkan tujuannya tercapai.
Diatas semuanya adalah penampilan dingin dari Mark Strong (ada yang mengatakan wajahnya sepintas mirip aktor Andy Garcia) sebagai Hani. Perlu dicatat Strong adalah aktor Inggris namun berhasil memainkan agen rahasia Yordania yang berkharisma. Setiap adegan, Strong berhasil mencuri perhatian kita dengan karakternya. Dialah bintang dari film ini. Kita dibuat terpesona dengan penampilannya. Pesonanya mengalahkan Leo dan Crowe. Bahkan terlihat jelas Ferris takut dan segan padanya. Hoffman pun terlihat tidak berkutik di hadapan Hani.
Screenplay ditulis oleh William Monahan (The Departed) berdasarkan novel karangan David Ignatius (seorang jurnalis). Ada beberapa yang diubah dari novelnya. Dalam novel Ferris tertarik dengan sukarelawan asal Amerika tapi disini digantikan oleh suster Yordania.
Film ini memiliki alur spionase yang rumit dengan tingkat cerita yang padat sehingga harus diikuti dengan seksama agar tidak ketinggalan jalan cerita. Apalagi ditambah lokasi cerita yang sering berpindah-pindah. Mungkin anda akan mengerutkan dahi di awal sampai pertengahan film. Karena memang, cerita film ini berbelit-belit dan sering berpindah lokasi dengan cepat. Intrik-intrik yang terjadi harus dicermati agar tidak ketinggalan alur cerita. Setelah satu jam berjalan, film mulai menunjukkan tujuannya. Anda akan menikmati permainan politik seperti ketika Ferris merencanakan untuk memakai seseorang sebagai teroris palsu (ini salah satu faktor yang menarik dari Body of Lies). Teknologi canggih yang mengubah cara pandang kita tentang operasi spionase yang modern. Adegan yang dilakukan untuk menutupi apa yang sedang terjadi di permukaan bumi agar tidak terlihat oleh satelit yang digunakan untuk memonitor kegiatan Ferris. Hal-hal seperti ini memberi nilai plus untuk film ini. Hanya sayang adegan ledakan tidak sedahsyat dalam The Kingdom, efek ledakannya tidak terlalu mengesankan, hanya sekedar tempelan. Tidak membuat penonton merasa ngeri dengan peristiwa itu. (Saya sempat terpana melihat ledakan kedua di The Kingdom)
Namun perlu diingatkan bahwa ini bukan cerita seorang agen CIA yang jagoan. Lihat ketika Ferris digigit seekor anjing lalu harus dirawat oleh seorang suster yang membuatnya jatuh hati. Pernah terbayangkan oleh anda apabila James Bond digigit oleh seekor anjing dan kemudian harus disuntik anti rabies. Inilah kerja asli seorang agen rahasia sesungguhnya. Rumit dan tidak menyenangkan. Kehilangan partner. Harus mengambil keputusan pahit di saat-saat genting. Dikhianati. Bahkan sampai disiksa.
Jika anda mencermati film Scott yang lain seperti Black Hawk Down, ada beberapa adegan yang mirip. Seperti pengawasan melalui TV besar via satelit. Beberapa adegan dishoot dari atas. Scott ahli dalam membuat adegan klimaks dalam pace yang lambat tidak seperti saudaranya selalu membuat film dengan pace cepat (maksudnya Tony Scott). Tapi yang patut diperhatikan juga adalah bagaimana Scott berhasil memperlihatkan bagaimana kultur kebudayaan di Yordania. Hal ini digambarkan dengan cukup signifikan dengan hubungan antara Aisha dengan Ferris. Cukup menarik.
Jika anda menyukai film thriller minus adegan aksi yang spektakuler, mungkin Body of Lies termasuk yang anda cari. Sepanjang film mungkin anda akan bertanya siapa yang lebih berbahaya, Ferris, Hoffman atau Hani. Atau anda akan bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan karakter Ferris. Ini yang membuat film menjadi seru. Tapi juga jangan salah kaprah, jika anda tidak kuat mungkin anda akan kebosanan dengan film ini sehingga tidak kuat untuk tetap menonton sampai akhir film. Sangat disayangkan bila itu terjadi karena film ini baru menunjukkan tajinya yang kuat di seperempat akhir film.
Namun perlu diingatkan bahwa ini bukan cerita seorang agen CIA yang jagoan. Lihat ketika Ferris digigit seekor anjing lalu harus dirawat oleh seorang suster yang membuatnya jatuh hati. Pernah terbayangkan oleh anda apabila James Bond digigit oleh seekor anjing dan kemudian harus disuntik anti rabies. Inilah kerja asli seorang agen rahasia sesungguhnya. Rumit dan tidak menyenangkan. Kehilangan partner. Harus mengambil keputusan pahit di saat-saat genting. Dikhianati. Bahkan sampai disiksa.
Jika anda mencermati film Scott yang lain seperti Black Hawk Down, ada beberapa adegan yang mirip. Seperti pengawasan melalui TV besar via satelit. Beberapa adegan dishoot dari atas. Scott ahli dalam membuat adegan klimaks dalam pace yang lambat tidak seperti saudaranya selalu membuat film dengan pace cepat (maksudnya Tony Scott). Tapi yang patut diperhatikan juga adalah bagaimana Scott berhasil memperlihatkan bagaimana kultur kebudayaan di Yordania. Hal ini digambarkan dengan cukup signifikan dengan hubungan antara Aisha dengan Ferris. Cukup menarik.
Jika anda menyukai film thriller minus adegan aksi yang spektakuler, mungkin Body of Lies termasuk yang anda cari. Sepanjang film mungkin anda akan bertanya siapa yang lebih berbahaya, Ferris, Hoffman atau Hani. Atau anda akan bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan karakter Ferris. Ini yang membuat film menjadi seru. Tapi juga jangan salah kaprah, jika anda tidak kuat mungkin anda akan kebosanan dengan film ini sehingga tidak kuat untuk tetap menonton sampai akhir film. Sangat disayangkan bila itu terjadi karena film ini baru menunjukkan tajinya yang kuat di seperempat akhir film.
12 comments:
belon ntn...bgs gak sih???
ngejelimet. bukan film hiburan. Tapi gua sih suka-suka aja.
Pernah liat dan belum selesai :)
Gak sabar aku coz pas liat lagi gak fit.
novelnya emang lebih bagus bro..
ada koq terjemahan indonesianya, udah lama malah dari bulan desember '08, gw jg baru beli kemaren, he3x
Btw thx vor visiting my blog
yupz..film yang bagus...penggambaran hubungan antara CIA dan teroris nya cukup menarik...
sekali lagi akting di caprio cukup bagus menurut saya..untuk crowe sendiri..walau bang mupi bilang sangat 'biasa', tapi saya suka aktingnya yg seolah tanpa emosi..memberi gambaran kepala agen yg dingin...
salam kenal bang.. :D
@winky : iya makanya "biasa" pake tanda kutip. Crowe berakting jadi orang yang biasa banget. Agen CIA yang mengerjakan rutinitas seorang ayah. Mungkin Scott ingin memperlihatkan bahwa seseorang yang "biasa" pun bisa berbahaya.
:D
salah satu film yang kutunggu setelah The Departed...
oh ya, tapi kayaknya lebih bagus The Departed deh.
Setuju bang.
Mark Strong memang scene-stealer dalam film ini. Crowe juga menurutku keren sih karena dia mainnya beda dengan karakter dia biasanya.
Yang rada 'biasa' malah DiCaprio. Bukan bilang DiCaprio jelek ya... cuma ya biasa. Standar gitu. Apa saya kebanyakan nonton filmnya ya? He he he.
setuju bro :D
Bang Mupi, i'm sorry to say that: "I don't like this movie a lot!"
Propoganda-nya terlalu jelas. Secara pribadi, saya tidak suka hiburan dicampur aduk dengan unsur politik. Selain itu, film ini sedikit membingungkan buat saya yang menyukai kewajaran. Lihat bagaima karakter agen Hoffman yang terlalu superior, begitu tenang di tengah konflik yang begitu rumit dan membingungkan. Begitu juga dengan agen Ferris yang terlihat begitu bodoh dengan mempertahankan patriotisme ala Rambo walaupun dia menyadari dirinya adalah domba yang diumpankan ke kandang serigala. Kelemahan2 ini berimbas pada ending nya yang begitu gampang ditebak: "Jangan berani macam-macam dengan Amerika". Walaupun CIA menghadapi tekanan yang begitu hebat dari musuh-musuh mereka, namun mereka pasti menang. Karena apa? karena film ini adalah film Amerika.. :) Propoganda bukan?
@Sub zero : halo bro. thanks uda mampir. hehe
Post a Comment