Sudah lama tidak nonton di
bioskop, diajakin teman grup BBM bro A dan bro H (pake inisial aja biar mereka
tidak ikut tenar kayak gua hehehe).
Setelah sekian lama tidak menghirup bau bioskop dan kursi-kursinya. Filmnya gua ga milih sih, bro H yang
milih.
Ibarat orang yang sudah bisa naek
sepeda, walaupun sudah lama tidak naek sepeda, pasti dia tetap bisa mengendarai
sepeda. (apa hubungannya ama nonton film?)
Maksud gua, walaupun sudah lama tidak nonton di bioskop, tapi pandangan
gua langsung konsentrasi ke layar,
walaupun filmnya belum maen.
Mempersiapkan hati dan jiwa untuk meresapi film yang akan tayang di
layar.
Seperti biasa kalo gua nonton
film, gua selalu lebih terfokus pada sutradaranya. Sutradara film ini adalah Peter Berg. Itu tuh yang bikin Hancock-nya Will
Smith. Yang dimana menurut gua awal film
Hancock sangat bagus sekali tapi entah bagian paro keduanya kok jadi kayak ga
jelas gitu. Berharap film ini bisa menjadi pengalaman nonton yang
menyenangkan setelah sekian lama absen beli tiket bioskop (ini juga absen sih
beli tiketnya karena bro H yang beli, hehehe). Ide cerita sebenarnya favorit
gua, tentang invasi alien. Tapi hmm…mungkin
yang kurang adalah kebersamaan manusia dalam menghadapi invasi alien ini. Mungkin itu sebenarnya yang menyebabkan gua
merasakan film ini ada sesuatu yang kurang.
Mengingatkan gua akan Battle Los Angeles yang memang minus adegan-adegan
ketakutan manusia. Tapi jangan takut,
menurut gua film ini lebih bagus dari Battle Los Angeles.
Setelah berharap agar film ini
tidak seperti Hancock dan memang untungnya tidak seperti Hancock yang awalnya
begitu mantap namun kedodoran di pertengahan akhir. Film ini berhasil menjaga ritmenya yang
cenderung datar (tidak ada naik turun).
Terus terang gua tidak merasa ketakutan akan kedatangan para alien-alien
itu. (bukan karena mereka tidak sangar) tapi lebih kepada Berg tidak berhasil
membuat atmosfer ketakutan pada diri penonton (terutama gua). Gua tidak peduli ketika kapal-kapal perang US
meledak berkeping-keping. Gua tidak
merasakan suasana mencekam ketika para pesawat alien itu menembakkan senjata
mereka yang cukup canggih. Terasa
berbeda ketika pesawat UFO raksasa di Independence Day ingin mengeluarkan sinar
biru yang menghancurkan kota.
Sebenarnya ide peperangan dengan
menggunakan kapal laut cukup menyegarkan, meskipun untungnya setting tempat
tidak melulu di lautan jadi sedikit tidak membosankan. Kenapa faktor sutradara yang gua ungkapkan
pertama kali, sebetulnya ada dua maksud.
Yang pertama memang gua selalu melihat film dari segi sutradaranya
dulu. Yang kedua adalah memberi
pemahaman kepada teman-teman yang belum nonton agar ketika nonton tidak
terjebak dan menganggap bahwa sutradara film ini adalah Michael Bay. Kenapa,
karena jika penggemar Bay pasti merasakan banyak sekali gaya-gaya Bay
yang bisa ditemukan di film ini.
Beruntunglah Berg masih dibela karena banyak yang bilang film ini lebih
baik dari karya-karya Bay, khususnya Transformers : Revenge of The Fallen dan
Transformers : Dark of The Moon. Harus
sedikit gua akui memang setidak-tidaknya film ini sedikit tidak berlebihan
dengan kedua film tersebut. Namun memang
adegan eye-candy masih dimenangkan oleh Bay menurut gua. Tetapi adegan jatuhnya “meteor” memberi
nuansa yang berbeda setelah bosan dengan gayanya Bay lewat Armageddon dan
Transformers.
Ada beberapa adegan “pintar” yang
berhasil menarik perhatian, seperti membaca radar gelombang tsunami. Thanks to bro H, yang memberitahukan bahwa
adegan itu mengingatkan dia akan permainan battleship (buatan Hasbro) yang
menebak-nebak dimana kapal perang musuh.
Satu lagi adalah tentang Sun Tzu, well kalo gua bocorkan lebih jauh akan
mengurangi kenikmatan menonton teman-teman.
Perasaan daritadi gua bilangnya bro H melulu, tapi apa mau dibilang bro
A sih orangnya memang pendiam hehehe atau mungkin dia tertidur karena ini kedua
kalinya dia menonton film ini dan dia bilang memang sedikit membosankan nonton
untuk yang kedua kali. (sebagai perbandingan dia nonton Titanic 19 kali di
bioskop dan dia bilang tidak membosankan)
Nah sekarang kita ngomongin yang
mainnya. Pemeran utamanya Taylor
Kitsch. Dia ini yang dulu maen Gambit di
X-men Origins : Wolverine. Kemunculan
Gambit cukup memukau walaupun selanjutnya hilang pesonanya. Di awal film ini,
dia berambut gondrong sebelum dia memotong cepak rambutnya. Gagah bolehlah tapi aktingnya sih biasa
saja. Mau sedih mau marah mau sakit gigi
ga ada bedanya. Tapi mungkin bagi
penonton wanita, penilaian mereka sedikit berbeda.
Lalu pemain lain ada Liam Neeson,
hmm nih aktor laris manis sekarang.
Memang cocok dia jadi komandan kapal tapi sedikit sekali munculnya. Jadi jangan berharap terlalu banyak pada Neeson
di film ini. Juga ada Rihanna, yang
nyanyi lagu payung itu lho (payungku ada lima, rupa-rupa warnanya, hijau
kuning, kelabu, merah muda dan biru…) .
Cukup lumayan membawakan perannya, gua yakin ke depannya, dia pasti
banyak ditawari maen film. Yang jadi
karakter cewe utamanya adalah Samantha yang diperankan oleh Brooklyn Decker (nah
tiap ada cewe ini, bro A pasti terbangun dari tidurnya) Mungkin ini hanya gua saja, sekilas kadang
dia terlihat seperti Charlize Theron.
Musik pengiring film cukup terasa
di awal, namun entah karena gua kurang konsentrasi agak sedikit mengendur di
akhir-akhir. Special efek jangan
ditanya, sudah pasti baguslah namun inovasinya tidak ada. Malah terlihat seperti Skyline atau
Terminator Salvation. Jangan salah
bujetnya aja kira-kira 200 juta dolar.
Jokesnya pun banyak bertebaran
walau memang ada yang lucu tapi cukup banyak juga yang crispy. Mudah-mudahan Taylor Kitsch nasibnya tidak
sama dengan Josh Lucas yang setelah membintangi film blockbuster yang kurang
laku namanya langsung menurun.
Mudah-mudahan Kitsch tidak seperti itu.
Setelah bermain dalam John Carter yang kurang pemasukannya, semoga film
ini laku ketika dirilis di Amerika bulan depan (sebagai info, Indonesia cukup
beruntung karena film ini sudah maen lebih dulu disini). Mungkin karena Hasbro dari Jepang, betulkan
gua kalo salah, film ini tidak hanya menjual Amerika tapi ada sedikit dibubuhi
aktor Jepangnya. Gua ga tau namanya
mudah-mudahan dia berhasil laris layaknya Ken Watanabe, meskipun mungkin lebih ke
arah film komedi.
Sebagai salah satu film summer,
film ini cukup menghibur sebenarnya tapi untuk memorable belum bisa. Sekedar menikmati adegan-adegan spesial
efeknya, tidak rugilah sudah bayar tiket bioskop. Kalo ingin mencari cerita, jangan nonton film
ini karena ceritanya ya simple-simple aja.
Tapi setidak-tidaknya inti dari cerita ini, jangan sia-siakan hidup anda
apalagi ketika anda sebenarnya punya kemampuan dalam diri anda. Gunakanlah kemampuan anda untuk hal-hal yang
berguna. Seperti baca review gua dan
kasi komentarnya hehehe. See you.
7 comments:
Wow, gw suka banget lho sama Battleship ini, sangat keren n cocok sebagai sajian pembuka sebelom The Avengers rilis... Haha...
ya lumayanlah. Tidak seboring waktu nonton Transformers 2 dan 3. :)
^^Waduh, bagi gw justru Revenge of The Fallen paling keren diantara semua film, (kecuali G.I Joe The Rise of Cobra)
Yang paling banyak adegan action-nya diantara film TF soalnya... :)
I don't know bro, kok gua bosen yah nonton TF2 dan TF 3 :)
waaa,,banyak review pilm ternyata diblog ini,,xixixi
udah nonton pilm ini,,
kadar penyesalan membeli tiketnya sekitar dibanding rasa puasnya sekitar 60:40
ini mah pilm aneh,beneran g perlu mikir, hilangkan otak anda saat menontonnya, nikmati sajaaaa,,,
haha
IMHO
salam kenal bang mupi,,8)
salam kenal juga :)
setuju kalo film ini ga perlu mikir, enjoy aja.
thanks sudah mampir ya :)
beritajowo.com adalah web berita harian terkini dan budaya lokal, merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.
beritajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.
Post a Comment