Directed by : Ed Harris
Produced by : Ed Harris, Robert Knott
Starring : Ed Harris, Viggo Mortensen, Renee Zellweger, Jeremy Irons, Lance Henriksen
Written by : Ed Harris, Robert Knott
Music by : Jeff Beal
Cinematography : Dean Semler
Edited by : Kathryn Himoff
Running time : 115 minutes
Budget : US$ 20 millions
Rated : R (for violence and language)
Distributed by : New Line Cinema
Tahun 1882. Appaloosa adalah nama sebuah kota kecil di dekat New Mexico. Virgil Cole dan teman lamanya, Everett Hitch mendatangi Appaloosa karena diundang oleh petinggi kota untuk mengamankan kota dari gangguan gerombolan Randall Bragg. Pekerjaan mereka adalah penegak hukum sewaan.
Tahun 1882. Appaloosa adalah nama sebuah kota kecil di dekat New Mexico. Virgil Cole dan teman lamanya, Everett Hitch mendatangi Appaloosa karena diundang oleh petinggi kota untuk mengamankan kota dari gangguan gerombolan Randall Bragg. Pekerjaan mereka adalah penegak hukum sewaan.
Mereka memulai aksinya dengan menembak tiga anak buah Bragg yang membuat kekacauan di bar. Hal ini membuat Bragg mendatangi Virgil dan Everett. Dengan tenangnya Virgil menghadapi Bragg. Untuk sementara kota tenang.
Kemudian datanglah Allison French yang lebih senang dipanggil Allie. Virgil jatuh cinta pada Allie. Sampai berniat membeli rumah di Appaloosa. Lalu muncul lagi seorang anak buah Bragg yang bersedia memberikan kesaksian tentang pembunuhan yang dilakukan Bragg. Bagaimana cara Virgil menghadapi gerombolan Bragg? Menurut kabar burung, Bragg mempunyai koneksi dengan presiden Amerika saat itu. Ditambah datangnya dua bersaudara Shelton yang menurut Virgil mempunyai kemampuan menembak yang hebat.
Setelah Pollock, Ed Harris kembali menduduki kursi sutradara. Ed ikut menulis naskah bersama Robert Knott berdasarkan novel karangan Robert B. Parker. Dan film ini tidak ada hubungannya dengan film western-nya Marlon Brando yang juga berjudul sama.
Setelah Pollock, Ed Harris kembali menduduki kursi sutradara. Ed ikut menulis naskah bersama Robert Knott berdasarkan novel karangan Robert B. Parker. Dan film ini tidak ada hubungannya dengan film western-nya Marlon Brando yang juga berjudul sama.
Ed pun ikut bermain sebagai Virgil Cole yang berpenampilan cool dengan dialog-dialognya yang padat, singkat tapi mengena. Ed mengajak teman mainnya Viggo Mortensen dalam A History of Violence, menjadi deputinya Everett Hitch. Yang hendak bermain menjadi Allie tadinya adalah Diane Lane namun karena suatu hal digantikan oleh Renee Zellweger. Sedangkan aktor watak Jeremy Irons berperan sebagai bajingan Bragg. Lalu ada penampilan dari Lance Henriksen sebagai salah satu Shelton bersaudara.
Ed berhasil membuat sebuah film yang pintar di bagian awal. Adegan demi adegan dipenuhi dialog-dialog yang pandai terutama percakapan antara Virgil dan Everett, juga pertemuan antara Virgil dan Bragg pertama kali. Namun seiring dengan panasnya gurun pasir yang sering divisualisasikan oleh Dean Semler dengan angle yang jauh. Semua itu menguap di paro kedua film. Virgil tidak terlihat tangguh dan cerdas lagi. Beruntunglah Everett masih disisinya. Apakah Ed ingin memperlihatkan perubahan yang dialami oleh seorang pria bila ia sedang jatuh cinta? Menjadi bodoh dan hilang akal sehatnya.
Ed Harris berhasil memainkan peran Virgil dengan baik. Bahasa tubuhnya bisa berbicara banyak. Pandangan matanya tajam. Namun lihat betapa salah tingkahnya Virgil setiap kali dia berhadapan dengan Allie. Itulah yang terjadi jika pria jatuh cinta. Sedangkan Renee Zellweger, tidak ada yang salah dengan permainan Renee disini. Tapi jangan samakan dengan aktingnya di film Cold Mountain. Renee bermain baik tapi saya tidak menyalahkan anda bila nantinya anda membenci karakter Allie di film ini. Jeremy Irons agak sedikit ganjil dalam perannya sebagai Bragg. Yang pertama adalah aksen Inggrisnya. Tapi yang paling membingungkan adalah sang sutradara tidak menjelaskan kepada penonton bagaimana transformasi Bragg menjadi seseorang dengan karakter yang berbeda. Seakan-akan Bragg berkepribadian ganda. Saya tekankan ini bukan salah Irons. Aktingnya memang menyebalkan di film ini. Tapi dia bermain baik. Diluar semua ini, adalah penampilan Viggo Mortensen yang menurut saya sangat menarik. Sedikit bicara. Dengan gayanya yang diam (kaku) dan hanya memperhatikan sekelilingnya, kita sudah bisa melihat isi pikirannya. That’s brilian. Sejujurnya karakter Everett yang membuat saya bertahan menonton film ini. Saya penasaran dengan apa yang akan dia lakukan sepanjang film.
Selayaknya film Western, mungkin anda mengharapkan adegan tembak-tembakan antara para koboi jagoan di film ini, kejar-kejaran seru sambil naik kuda, ledakan-ledakan dahsyat. Jika demikian maka anda akan kecewa. Film ini adalah film tentang cinta. Bukan kisah cinta antara Allie dan Virgil. Banyak yang mengatakan bahwa kisah cinta sebenarnya di film ini adalah antara Virgil dan Everett. Lupakan Brokeback Mountain. Lihat bagaimana Virgil dan Everett saling mempercayai satu dengan yang lain di atas segalanya. Everett selalu mendukung Virgil apapun yang terjadi. Everett selalu mengetahui apa yang diinginkan Virgil bahkan Everett sering membantu dengan kata-kata sulit yang ingin dikatakan Virgil (adegan penyegar dalam film ini). Adegan-adegan yang menarik dalam film ini boleh luntur di bagian akhir film ini tapi karakter Everett tidak pernah luntur. Jika mungkin awal film adalah tentang Virgil tapi saya berani mengatakan bahwa akhir film adalah tentang Everett.
6 comments:
Sekedar catatan untuk peran Allie yg dibawakan nona Renee. Bagiku si janda Allie menyebalkan justru karena Renee bisa membawakan perannya dgn baik. Kalau yang main sbg Renee artis sinetron Indonesia bukan sebal yg kudapat, malah bosan.
Mengenai perubahan karakter Irons yg tiba2, lebih baik menyalahkan penulis skenario yang membuat karakterisasi melompat. Sutradara bisa mengarahkan Irons utk bertransformasi jika dalam skenario dibuat sedemikian rupa karakter Irons berubah pikiran.
Lagipula dengan menyalahkan penulis skenario, Ed Harris bisa bagi dua 50:50 daripada menanggungnya 100% sendiri sbg sutradara hihihi.......
hehe setuju bro. :)
wah kamu nulisnya bagus bangat yah seakan2 aku gi nonton...........
wah hebat bangat ...............
wah terima kasih, tapi saya masih taraf belajar nih. Masih banyak yang harus dipelajari :)
Blog anda juga hebat, kebanyakan tentang kesehatan. Sangat berguna. :)
alow aa Mupi,sesuai janji gw bakal ngunjungin blognya dan leave my comment...busyet,resensinya aa lengkap bener nyak?? klo blog gw siy cm available best scenes aja siy..bukan resensi.tp blognya aa bs buat rujukan ku jg siy tar...hehe..
wah terima kasih Satria. Saya juga masih baru dan masih harus banyak belajar. :)
Salam kenal
Post a Comment